Pembaca Baru Alkitab

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia ? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya ? (Roma 10:14, TB)

Dalam menjalankan misinya, LAI tidak hanya menyediakan dan menyebarkan Alkitab, tapi juga berkomitmen untuk membantu umat Kristiani untuk bisa berinteraksi dan lebih memahami firman Allah. Dalam komitmen itulah, LAI menyelenggarakan sebuah program sosial, Pemberantasan Buta Huruf dan Pembaca Baru Alkitab. Data Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa tingkat buta huruf di beberapa wilayah di Indonesia masih cukup tinggi, dan untuk mengatasinya, sangat diperlukan dukungan banyak pihak.
Program Pembaca Baru Alkitab merupakan kepedulian LAI untuk membantu umat Kristiani membaca, karena mereka tidak dapat mengerti firman Allah bila tidak bisa membaca Alkitabnya. Program ini diselenggarakan sejak tahun1998, terutama di beberapa wilayah mayoritas Kristen, yaitu : nabire, Papua, Timor Tengah Selatan, NTT; Sintang, Kalimantan Barat, Banggai dan banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah; Bengkulu, mamasa, Sulawesi barat, Mamuju dan Mamuju Utara, Sulawesi Barat; Bintuni, Papua Barat; Nias, Sumatera Utara; Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah; Sanggau, Kalimantan Barat, dan Sumba.
Dalam pelaksanannya, LAI bekerja sama dengan gereja-gereja dan pemerintah daerah setempat, antara lain dalam melakukan pendataan anggota jemaat dan penduduk buta huruf, selain pengadaan sumber daya insani untuk tenaga pengajar. Dengan melaksanakan program Pembaca Baru Alkitab, LAI turut serta dalam percepatan pemberantasan buta huruf yang dilaksanakan secara nasional dan peningkatan indeks pengembangan Manusia bangsa Indonesia.

No post found

Satu Dalam Kasih

Dalam menjabarkan misi berikutnya, "Mengupayakan agar umat Allah dapat membaca dan mendengar Firman Allah, serta mengenal dan hidup di dalam Yesus Kristus yang menjadi Pokok Pemberitaan Kabar Baik", seringkali LAI menerima permintaan bantuan Alkitab dari daerah-daerah terpencil dan tertinggal di Indonesia.
Kebutuhan Firman Allah begitu besar, namun daya beli warga masyarakat umumnya sangat rendah dan tidak memungkinkan mereka bisa membeli Alkitab. Dari tahun ke tahun, permintaan seperti ini semakin banyak diterima LAI. Untuk membantu pengadaan Alkitab bagi mereka, LAI menyelenggarakan beberapa program penggalangan dana.
Satu Dalam Kasih (SDK), adalah program yang menjembatani kebutuhan akan Alkitab di daerah-daerah terpencil yang karena kondisi geografis, ekonomi dan sosial tidak mampu membeli dan memiliki Alkitab. SDK dilaksanakan setiap tahun dengan mempertimbangkan daerah yang benar-benar membutuhkan Alkitab berdasarkan surat-surat permohonan yang diterima.LAI. seseorang dapat memberikan dukungan dengan menentukan jumlah Alkitab yang akan disumbangnya.
Dalam melaksanakan penggalangan dukungan, LAI didukung oleh umat Kristiani yang memberi diri menjadi Koordinator Sahabat Alkitab, Koordinator Satu Dalam Kasih, anggota Kelompok Kerja Penggalangan Dukungan (KKPD)/Kelompok Kerja Pemuda (KKP)/Kelompok Kerja Pembina Anak (KKPA). Hingga saat ini telah terbentuk KKPD/KKP/KKPA di kota-kota, antara lain : Jakarta, Bandung, Cirebon, Surabaya, Bali, Semarang, Batam, Lampung, Palangkaraya, Solo, Medan, Kabanjahe, Pekanbaru, Manado, Makassar, Jayapura, Surakarta, Palangkaraya dan Tarakan. Kota-kota lain diharapkan segera bergabung.

No post found

Penyebaran

Program Penyebaran Lembaga Alkitab Indonesia. Dalam menyebarkan Alkitab & Bagian-bagiannya, LAI pun bekerja sama dengan semua gereja dan lembaga kristiani lainnya. LAI bermisi untuk menyebarkan seluas-luasnya dan seefektif mungkin Alkitab, Testamen dan bagian-bagiannya untuk memenuhi kebutuhan gereja dan masyarakat kristiani dari berbagai denominasi, yang meliputi anak-anak, kaum muda, kaum perempuan, pelajar dan mahasiswa, masyarakat kota maupun pedesaan, para aksarawan baru (New Readers), penyandang cacat (termasuk Alkitab braille), bahkan Alkitab dalam media elektronik. Dalam menjalankan fungsi penyebarannya LAI bekerjasama dengan para Penyalur Utama (Pertama), seperti: Toko Buku Yayasan Immanuel, PT Gapura Jasa Murni, PT BPK Gunung Mulia, PT Muliapurna Jayaterbit di Jakarta; Toko Buku Yayasan Kalam Hidup dan Toko Buku Gloria di Batam, beserta semua cabangnya di seluruh Indonesia.

No post found

Penerbitan

Lembaga Alkitab Indonesia adalah satu-satunya penerbit Alkitab tertua dan pertama di dunia, yang terbitannya tepercaya dan diakui oleh Pemerintah dan Gereja-gereja di Indonesia. Sejak berdirinya 64 tahun lalu, LAI sudah menerbitkan lebih dari 25 juta Alkitab yang habis disebarkan kepada Gereja-gereja dan umat kristiani di Indonesia.
Agar terbitannya dapat menjangkau banyak orang, LAI telah menerbitkan beberapa versi Alkitab, di antaranya Alkitab Terjemahan Baru (TB), Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK), Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2 (sedang proses revisi), dan beberapa kategori Alkitab, seperti Alkitab Referensi, Alkitab Edisi Studi, Alkitab Edisi Finansial, Alkitab Hidup Sejahterah Berkeadilan, Alkitab Parenting, Alkitab Remaja-Pemuda, dan Alkitab Anak, serta Bagian-bagian Alkitab lainnya.
Sejalan dengan visi-misi LAI dalam menghadirkan Firman Allah bagi semua orang dalam bahasa yang mudah dipahami, beragam bentuk dan media, serta dengan harga yang terjangkau. Diyakini bahwa Alkitab terbitan LAI sudah dibaca dan mengubah hidup serta menginspirasi jutaan jiwa di seluruh penjuru dunia.

Sekilas Tentang Kabupaten Parigi Moutong Secara yuridis, Kabupaten Parigi Moutong berdiri pada 2002 dengan luas
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi digital yang semakin populer, maka pengguna Alkitab dimudahkan untuk dapat
  Dayak Maanyan adalah salah satu subsuku Dayak yang hidup tersebar di Pulau Kalimantan. Suku
Mori adalah bahasa yang digunakan oleh penuturnya yang umumnya tinggal di wilayah Sulawesi Tengah bagian
Ya’ahowu!! Demikianlah sapaan hangat yang bergema dari Nias. Sapaan tersebut kurang lebih berarti sapaan persaudaraan
Kabupaten Simalungun terletak di wilayah Sumatra Utara. Wilayahnya terdiri atas 31 kecamatan, 21 kelurahan, dan
Satu dalam Kasih merupakan salah satu program LAI yang menjembatani kebutuhan akan Alkitab di daerah-daerah

Penerjemahan

Pekerjaan penerjemahan Alkitab di Indonesia sudah berlangsung sejak abad ke-17, ketika seorang pedagang bernama Albert C. Ruyl menerjemahkan Injil Matius dan Markus dalam bahasa Melayu dan terbit pada tahun 1629. Sejak saat itu, penerjemahan terus bergulir.

Setelah memiliki Alkitab dalam bahasa Indonesia, penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah di Indonesia hingga kini terus berlangsung. Dalam hal ini, Lembaga ALkitab Indonesia tidak mengerjakannya sendiri tetapi selalu bekerja sama dengan mitra-mitranya, yaitu gereja dan organisasi kristiani. Bahkan, umumnya para mitra inilah yang menginformasikan kebutuhan di lapangan akan teks Kitab Suci dalam bahasa daerah tertentu. Informasi tersebut kemudian dipelajari oleh Lembaga Alkitab Indonesia sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk memulai pekerjaan penerjemahan. Tenaga penerjemah adalah penutur asli yang direkomendasikan oleh pimpinan gereja lokal dengan kualifikasi yang ditentukan Lembaga Alkitab Indonesia.
Untuk menjamin kualitas terjemahan, Lembaga Alkitab Indonesia mempercayakan pengelolaan pekerjaan ini kepada Pembina/Konsultan Penerjemahan atau Translation Officer, yakni staf Lembaga Alkitab Indonesia dengan spesifikasi di bidang studi biblika dan ilmu bahasa. Secara berkala, mereka mengikuti seminar dan lokakarya pada aras regional maupun internasional seputar perkembangan dunia biblika, ilmu bahasa dan lebih khusus lagi ilmu penerjemahan.
Pekerjaan yang dilakukan bukan hanya untuk menerjemahkan melainkan juga revisi atas hasil terjemahan yang sudah ada. Pekerjaanrevisi dilakukan dengan mempertimbangkan 2 faktor, yaitu perkembangan bahasa dan perkembangan temuan arkeologis teks sumber. Bahasa berkembang, dan makna kata mengalami pergeseran. Bagi sebuah bahasa, perubahan dan pergeseran dalam 30-40 tahun bisa cukup signifikan sehingga revisi perlu dilakukan. Sementara itu, perkembangan juga terjadi dalam studi biblika, termasuk sumbangan temuan-temuan dari bidang arkeologi. Faktor-faktor inilah yang membuat perlunya dilakukan revisi atas terjemahan.
Dalam menerjemahkan, ada dua sikap setia yang dipegang teguh oleh Lembaga Alkitab Indonesia, yaitu pertama, setia terhadap makna teks Alkitab dalam bahasa sumbernya (Ibrani, Aram, dan Yunani), dan kedua, setia terhadap kewajaran hasil terjemahannya dalam bahasa penerima. Sebuah teks dianalisis maknanya, lalu dituangkan ke dalam bahasa penerima dengan memakai pola yang wajar dalam bahasa tersebut.

  Dayak Maanyan adalah salah satu subsuku Dayak yang hidup tersebar di Pulau Kalimantan. Suku
Mori adalah bahasa yang digunakan oleh penuturnya yang umumnya tinggal di wilayah Sulawesi Tengah bagian
Ya’ahowu!! Demikianlah sapaan hangat yang bergema dari Nias. Sapaan tersebut kurang lebih berarti sapaan persaudaraan
Kabupaten Simalungun terletak di wilayah Sumatra Utara. Wilayahnya terdiri atas 31 kecamatan, 21 kelurahan, dan
Satu dalam Kasih merupakan salah satu program LAI yang menjembatani kebutuhan akan Alkitab di daerah-daerah

Membakar Hubungan dengan Cinta

 

Bagi mereka yang sering berpetualang dengan mendaki gunung pasti tahu apa gunanya api unggun. Saat malam hari menikmati suasana kebersamaan di puncak gunung, rasanya kurang lengkap kalau tidak menyalakan api unggun. Duduk bersama dengan mengelilingin api unggun, saling berkenalan lebih jauh, saling bercerita tentang pengalaman pribadi atau banyak hal. Kehangatan yang dipancarkan oleh nyala api akan mencairkan suasana dan menyempurnakan kebersamaan.

Tuhan telah menciptakan manusia sebagai Homo Homini Socius yang mana sudah menjadi kodratnya untuk berinteraksi dan menjalin hubungan dengan sesamanya. Hubungan ini tidak bisa dilepaskan sepanjang hidup manusia. Jika ada yang dengan paksa melepaskan dirinya dari hubungan sosial ini maka ia akan kehilangan sebagian besar dari sisi terpenting hidupnya itu sendiri. Ada begitu banyak bentuk hubungan antara manusia, seperti hubungan keluarga, yang meliputi hubungan orang tua dengan anak, hubungan suami dengan istri, hubungan antar saudara. Ada juga hubungan pertemanan biasa sampai hubungan sebagai sahabat karib. Begitu kompleks hubungan antar manusia ini sehingga sangat diperlukan upaya besar untuk menjaganya.

Allah sebagai sumber dari cinta kasih mengaruniakan cinta dalam hati setiap anak manusia, agar dengan begitu mereka dapat merawat relasi sosialnya. Kidung cinta yang ditulis oleh Salomo di masa mudanya kepada seorang wanita pujaan hatinya menjadi salah satu gambaran cinta kasih dalam diri manusia. Hubungan keduanya dibangun di atas cinta kasih yang dapat terlihat dari setiap pujian yang disampaikan berbalas-balasan. Tanpa canggung mereka saling memuji, yang memang tidak dapat disangkali bahwa dalam kemudaannya sisi seksualitaslah menjadi yang paling menonjol. Terlihat bahwa gairah cinta masa muda begitu membara dalam diri mereka dengan begitu hangatnya. Sang Putri Sulam mengungkapkan, “…karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!” Begitu kuat mencengkeram layaknya harimau buas yang mencengkeram mangsanya.

Secara umum, permulaan suatu hubungan memang akan terasa begitu menggebu, cinta yang begitu besar, hasrat yang membara, serta keinginan untuk selalu bersama akan begitu kuat. Tetapi semuanya itu akan teruji dengan waktu dan berbagai tantangan. Namun terkadang apa yang dimulai dengan begitu hangat lambat laun akan menjadi dingin hingga membeku. Seperti sebuah kapal yang mengarungi samudera luas, jika sanggup menghadapi gelombang dan hantaman badai maka dapat dipastikan akan sampai ke pantai impian, namun jika gagal, maka akan karam dan atau tenggelam, hilang tanpa jejak. Jika sudah begitu, lantas apakah yang harus dilakukan?

Kita semua pasti tahu bagaimana kisah cinta antara Amnon dan Tamar. Cinta atau mungkin lebih tepatnya gairah yang timbul pada diri Amnon terhadap Tamar terjadi atas daya tarik fisik. Gairah seksual seorang pemuda melihat kecantikan (atau kemolekan) dari Tamar yang ingin segera dilepaskannya. Keinginan yang tidak didasari oleh cinta kasih yang murni ini akhirnya berbuahkan dosa percabulan dan berakhir dengan kebencian. Amnon sangat benci kepada Tamar. Dalam konteks Kidung Agung, maka hubungan antara Salomo dan putri Sulam diawali dengan sebuah ikatan cinta kasih dan itulah nanti yang akan memurnikan hasrat keduanya. Kebebasan “berekspresi” keduanya hendaklah dilihat dalam sebuah hubungan yang “disetujui” oleh budaya masyarakat pada masa itu. [it]

Pelajaran Dibalik Kesulitan

 

Masalah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan ketika seseorang mengambil keputusan untuk mengikut Kristuspun ia akan terus menghadapi masalah demi masalah yang pada akhirnya membuat mereka mulai bertanya tentang keberadaan Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan menjadi hal yang sulit saat kehidupan kita berada dalam keadaan yang tidak baik. Keadaan ekonomi yang semakin sulit, kondisi pekerjaan tidak seperti yang diharapkan, jodoh yang tak kunjung datang, bahkan penolakan dari orang – orang di sekitar kita dan masih ada segudang masalah yang membuat kita ragu akan kebaikan Tuhan. Masa sulit juga pernah dialami oleh Daud. Ia mengalami pergumulan begitu besar yang sampai mengancam nyawanya saat dikejar-kejar oleh Saul dan ia berhasil melawatinya. Lalu bagaimanakah seharusnya kita bersikap dalam kesulitan yang kita alami seperti halnya Daud?

Satu hal yang pasti Tuhan mengijinkan kesulitan hidup adalah karena Tuhan mau melatih iman kita. Tanpa kesulitan iman kita tidak akan teruji. “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia” (Yakobus 1:12). Tuhan mau melatih kualitas iman kita untuk percaya kepadaNya dalam segala kondisi dengan tetap menjalani tugas dan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya. Percayalah, dalam melewati ujian – ujian hidup, kita tetap dituntun oleh Tuhan.

Tidak hanya menguji iman, kesulitan juga memiliki kekuatan untuk menyadarkan kita atas anugerah Tuhan. “Banyaklah yang telah Kau lakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatanMu yang ajaib dan maksudMu untuk kami” (mazmur 40:6). Seseorang bisa mengerti apa yang itu terang dengan tepat ketika terang itu dikontraskan dengan gelap. Kita dapat menyadari bahwa Tuhan itu baik karena kita pernah mengalami kesulitan dan Tuhan menolong. Dengan mengalami masa sulit inilah Daud menghasilkan Mazmur yang begitu indah. Anugerah Tuhan juga muncul dari kesulitan-kesulitan yang kita alami.

Mari kita renungkan kebenaran – kebenaran ini. Allah telah memilih, merencanakan dan menyediakan yang terbaik dalam kehidupan kita.[lm]

Menemukan Hidup Baru

 

Apa yang kau cari dalam hidupmu? Harta dan kekayaankah? Ketika engkau engkau sudah menggenggamnya, adakah hatimu akan merasa cukup? Ataukah engkau sedang mencari pasangan hidup yang sempurna? Jika engkau sudah merasa mendapatkannya, sungguhkah itu membuatmu bersukacita? Mungkin engkau sedang mencari kedudukan yang tinggi? Saat engkau sudah mencapainya, merasa puaskah hatimu?

Apakah yang sesungguhnya dicari oleh manusia di dunia? Apa yang sesungguhnya diinginkan oleh hatinya?

Untuk setiap pergantian hari, pergantian tahun, pertambahan usia, memasuki pernikahan, semua orang selalu mengharapkan bahwa mereka akan menemukan kehidupan baru yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Lantas seperti apakah kehidupan baru yang sejatinya menjadi kebutuhan manusia? Tentu bukan kehidupan yang hanya bergelimangan harta, juga bukan karena adanya manusia sempurna yang menjadi pendamping hidup sebab sosok seperti itu tidak mungkin ada, apalagi hanya sebuah kedudukan. Itu semua hanyalah sebagai pelengkap dalam perjalanan panjang kehidupan manusia. Semua orang membutuhkannya, pasti. Tetapi bukanlah hal yang paling esensi. Karena itu sekalipun telah memilikinya, manusia selalu merasakan masih ada yang kurang lengkap dalam hidupnya.

Kehidupan yang tentram dan penuh kedamaian, yaitu saat “syalom” hadir dalam hidup manusia. Inilah yang dirindukan oleh semua orang. Sebab tidak ada gunanya memiliki dunia ini jika syalom itu hilang. Lalu dimanakah manusia dapat menemukannya? Saya teringat dengan lagu yang sangat saya sukai saat masih di Sekolah Minggu dan bahkan sampai sekarang;

“Ke gunung tinggi, kunaik naik naik mencari damai
Ke lembah jurang, kuturun turun turun mencari damai
Namun akhirnya damai tiada kudapati juga
Kecuali hanya di dalam Yesus Tuhan.”

Amsal mengatakan, “Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya” (Amsal 14:26). Kehidupan baru yang penuh dengan syalom hanya bisa didapatkan dalam sikap takut akan Tuhan dengan iman di dalam Yesus Kristus.

Memasuki usia pelayanan yang ke 63 tahun tepat di tanggal 9 Februari 2017, Lembaga Alkitab Indonesia terus berupaya untuk menghadirkan Tuhan Sang Pembawa syalom kepada seluruh umat di Indonesia melalui penyebaran Alkitab. Sebab hanya di dalam dan melalui firman-Nyalah manusia dapat menemukan Tuhan dan damai itu secara utuh. [it]

Selamat Ulang Tahun Lembaga Alkitab Indonesia.
Teruslah berkarya menghadirkan firman Tuhan bagi Indonesia.

Opertunis

 

Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. (Ayub 2:10)

Oportunis adalah orang yang menganut paham oportunisme. Oportunisme adalah suatu aliran pemikiran yang menghendaki untung / kebaikan hanya demi diri sendiri atau kelompoknya. Dalam hal tertentu, wajar dan perlu orang berpikir untung rugi, misalkan dalam berdagang, memilih pekerjaan, dan seterusnya. Namun akan rusak, jika kalkulasi untung rugi terutama secara materi diterapkan dalam hal berteman, urusan adat, pelayanan bahkan hubungan dengan Tuhan. Berteman dengan seseorang saat dia kaya, waktu miskin lalu ditinggal. Selalu mendekat dengan seseorang saat dia punya jabatan, saat pensiun dilupakan. Itu satu ciri oportunis. Dalam hidupnya Ayub pernah mengalami situasi buruk, ditimpa berbagai bencana, kemalangan dan sakit penyakit. Dalam situasi seperti itu Ayub tetap berusaha menjadi orang saleh, dia tidak meninggalkan Tuhan. Lalu istrinya marah dan kepadanya: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” (ayat 9). Jawaban yang luar biasa dari Ayub. Apakah kita hanya mau menerima yang baik saja dari Allah, tetapi tidak mau yang buruk?

Satu teladan keteguhan iman. Ayub bukan oportunis. Ilmu manajemen mengajarkan kita banyak logika dan termasuk hitungan untung rugi. Kita perlu hikmat menerapkan itu dalam terang firman Tuhan. Karena jika semua hal dalam hidup ini kita lakukan dengan kalkulasi untung rugi, maka itu bisa jadi berhala dalam hidup kita. Ketaatan kepada Tuhan melebihi kalkuasi untung rugi. Itu yang Tuhan Yesus lakukan di kayu salib. Pengorbanan karena kasih. Jangan jadi oportunis. Mari belajar kepada teladan Tuhan Yesus.[us]