Tuhan, Ketika Kami Berada Dalam Masalah, Ajar Kami Bertindak Benar, Bukan Menambah Masalah Dengan Berdosa Kepada-Mu

title

Keputusan dan tindakan yang sifatnya emosional terkadang lebih banyak salahnya daripada benarnya. Tanyalah Tuhan sebelum bertindak.

Pertempuran Israel dengan orang Filistin menghasilkan kekalahan yang sangat besar. Sejumlah kira-kira empat ribu tentara Israel tewas dalam medan pertempuran. Bahkan di zaman ini dengan jumlah manusia yang sudah begitu banyak, jumlah itu sudah begitu besar, apalagi itu terjadi pada zaman itu dengan jumlah manusia yang tidak sebanyak sekarang. Jelas membuat pemimpin Israel ketakutan dan mungkin kehabisan akal sehingga tindakan mereka selanjutnya sudah diluar kepatutan sebab menganggap Peti Perjanjian TUHAN sebagai benda yang dapat memberikan kemenangan, bukan TUHAN. Seharusnya mereka bertanya kepada TUHAN, mengapa Dia membiarkan mereka mengalami kekalahan lalu melakukan introspeksi diri. Tindakan mereka juga seolah menunjukkan bahwa mereka dapat mengatur TUHAN mengikuti apa yang mereka kehendaki, bukan apa yang TUHAN kehendaki. Parahnya lagi keputusan dan tindakan itu diprakarsai oleh para pemimpin Israel.

Sahabat Alkitab, tidakkah kita melihat tindakan para pemimpin Israel itu sebagai tindakan yang juga sering kita lakukan? Ketika menghadapi masalah bukannya kita instrospeksi diri dan bercermin mengapa itu bisa terjadi, apa kesalahan yang sudah kita buat, apakah ini peringatan atau hukuman dari Tuhan? Kita malahan sibuk dengan melakukan tindakan-tindakan bodoh yang sama sekali tidak menghormati kekudusan, kuasa, dan kedaulatan Tuhan. Lebih parahnya kita mencoba memperalat Tuhan dengan penggunaan simbol-simbol agamawi (benda, ayat firman, ritual,dll) agar Tuhan melakukan apa yang kita kehendaki. Jauh lebih parah lagi jika tindakan itu kita lakukan dalam posisi sebagai seorang pemimpin yang harusnya menjadi teladan yang baik dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Akibat dari itu sudah pasti adalah masalah yang bertambah besar dan runyam. Ingatlah ini: Tuhan adalah Tuhan, manusia adalah hamba. Manusia tidak dapat memerintah dan menyuruh Tuhan apalagi memperalat-Nya. Penggunaan simbol-simbol agamawi untuk "memaksa" Tuhan sudah menunjukkan bahwa kita bukanlah orang yang beragama dan ber-Tuhan.

Selamat Pagi. Saat kita berada dalam masalah baiklah kita berdiam diri, berdoa, membaca firman-Nya, mencari kehendak-Nya, lalu melakukan itu. Bukan mencari pelarian, melakukan kehendak sendiri, atau melakukan tindakan bodoh dan berdosa lainnya.

Salam Alkitab Untuk Semua

Tuhan, Biarlah Orang Menerima Dengan Lapang Dada Ketika Kami Menyatakan Kebenaran-Mu Yang Mungkin Tidak Mereka Suka.

title

Dalam kehangatan amarah-Nya, Dia tetaplah Allah yang baik.

"Dia TUHAN, biar Ia melakukan apa yang dianggap-Nya baik." Eli sungguh menyadari bahwa ia dan anak-anaknya memang telah bersalah. Karena itu dengan lapang dada ia menerima berita penghukuman yang akan dijatuhkan oleh Tuhan kepadanya, kepada anak-anaknya, dan kepada keturunan-keturunan berikutnya. Suatu penghukuman yang begitu berat. Suka atau tidak suka, putusan telah dijatuhkan, dan Elia tetap melihat dan mengakui kebaikan TUHAN di dalam itu semua.

Sahabat Alkitab, kebenaran tidak pernah bergantung pada perasaan dan penerimaan manusia, apalagi jika kebenaran itu bertentangan, tidak dikehendaki, tidak disukai, sifatnya membatasi diri, bersifat penghukuman, atau membuka dosa. Sebab kita suka yang menyenangkan telinga saja. Eli adalah contoh bagi kita dalam melihat setiap tindakan dan kebenaran Allah, bahwa semua dilakukan-Nya dalam kehendak serta pemandangan-Nya yang baik. Belajarlah untuk menerima itu.

Selamat Pagi. Tidak ada yang datang dari Tuhan yang bukan merupakan pemberian yang tidak baik, sekalipun menyakitkan hati, itu baik, terimalah dengan syukur! Di situlah tanda kebesaran dan kedewasaan iman kita, haleluya.

Salam Alkitab Untuk Semua

Tuhan, Berat Bagi Kami Memberitahukan Bahwa Engkau Akan Menghukum Mereka Yang Kami Kasihi Karena Dosanya. Kuatkan Kami Untuk Melakukannya.

title

Lebih baik teguran yang terang-terangan daripada kasih yang tidak diungkapkan (Ams. 27:5, BIMK)

Ini adalah panggilan dan tugas pelayanan pertama yang TUHAN berikan kepada Samuel yaitu memberitahukan kepada Imam Eli bahwa ia dan anak-anaknya, Hofni dan Pinehas, akan dihukum oleh TUHAN oleh sebab dosa mereka kepada TUHAN. Hukuman itu berat sebab harus ditanggung oleh seluruh keturunan Eli sampai selama-lamanya. Bagi Samuel jelas ini adalah tugas yang berat, memberitahukan penghukuman yang akan menimpa orang yang telah memeliharanya sejak masih kecil dan yang mengajarkan dan membimbingnya untuk melaksanakan tugas di Rumah Allah, apalagi Eli adalah seorang imam.

Sahabat Alkitab, mari kita berpikir jika apa yang dialami oleh Samuel ini harus juga kita alami. Apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita akan menyembunyikan berita itu atau memberitahukannya Seperti Samuel, apakah kita berani memberitahukan kesalahan, atau menegur, atau bahkan melaporkan kepada penegak hukum, jika kesalahan atau pelanggaran itu dilakukan oleh orang tua yang kita hormati dan kasihi? Dosa dan pelanggaran tentu memiliki konsekuensi yang harus diterima oleh mereka yang melakukannya. Kasih memang menutupi banyak sekali dosa, namun tidak berarti menyembunyikannya atau membiarkannya. Kasih harus membuat orang yang berdosa menyadari dosanya lalu berbalik kepada Tuhan.

Selamat Beribadah. Marilah kita melayani Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, dan nyatakanlah dengan berani dan terus terang setiap pelanggaran.

Salam Alkitab Untuk Semua

Tuhan, Seringkali Engkau Memakai Orang Lain Untuk Mengkonfirmasi Panggilan-Mu Atas Kami. Kami Bersyukur Atas Mereka.

title

Dalam keterbatasan, Tuhan memakai orang lain untuk mengkonfirmasi, mengingatkan, dan menguatkan kita menjalani panggilan-Nya

Untuk ketiga kalinya TUHAN memanggil Samuel, tetapi Samuel tetap menyangka bahwa itu adalah suara imam Eli yang memanggilnya. Sebab ia memang belum pernah mendengarkan suara TUHAN. Sebagai seorang imam yang telah melayani di Bait Allah sejak masa mudanya, Eli tersadar bahwa suara yang didengar oleh Samuel adalah suara TUHAN. Karena itu Eli memberitahu kepada Samuel jika suara itu memanggil lagi maka haruslah ia menjawab "Bicaralah, TUHAN, hamba-Mu mendengarkan."

Sahabat Alkitab, dalam ketidaktahuan, kekalutan, kebimbangan, ketakutan, kebodohan, dan dalam segala ketebatasan, sering kali kita tidak mampu mendengarkan atau mengenali suara Tuhan yang datang kepada kita. Karena itulah Tuhan, selain berbicara melalui firman-Nya (Alkitab) yang kita baca atau melalui khotbah yang kita dengarkan, Ia juga dapat memakai suara hati dan manusia di sekitar kita untuk menunjukkan jalan-Nya, memberitahukan kehendak dan larangan-Nya kepada kita, untuk memanggil kita bekrja bersama-Nya, atau bahkan memberikan teguran saat kita sedang salah jalan. Begitu baik dan begitu dikasihi-Nya kita sehingga Allah memakai banyak cara semata-mata agar kita dekat dengan-Nya dan meresponi panggilan kasih-Nya. Bersyukurlah untuk orang-orang yang Dia pakai untuk membawa kita mengenal-Nya.

Selamat Pagi. Seperti Samuel, saat kita telah diberitahu bahwa Tuhan sedang memanggil kita maka tindakan yang harus kita lakukan adalah menjawab panggilan-Nya.

Salam Alkitab Untuk Semua

Tuhan, Ajar Kami Untuk Mengenali Suara-MU Yang Selalu Memanggil Kami Untuk Melayani Engkau.

title

Allah memangil kita bukan untuk berdiam diri melainkan untuk bekerja melayani-Nya

Samuel menerima panggilan TUHAN sekitar umur dua belas tahun, ia masih sangat muda. Saat itu ia sedang tertidur di kamarnya di salah satu ruangan di Bait Allah. Panggilan atas Samuel ini adalah penggenapan dari apa yang disampaikan pada pasal 2, karena kejahatan anak-anak Eli dan karena pembiaran yang dilakukan oleh Eli, Allah "membuang" mereka dari pelayanan di Bait Allah, dengan menunjuk kepada Samuel sebagai penggantinya. Samuel sendiri mendengar tiga kali Allah memanggilnya tapi ia belum mengenal suara-Nya.

Sahabat Alkitab, setiap kita dipanggil oleh Allah dengan cara yang berbeda dan untuk tujuan melaksanakan pekerjaan yang berbeda juga, sesuai dengan karunia yang Ia berikan kepada masing-masing orang. Kita memerlukan kepekaan untuk mendengar suara Tuhan itu. Suara-Nya dapat datang melalui firman-Nya atau melalui suara dari orang-orang di sekitar kita, dapat juga melalui setiap peristiwa yang terjadi. Kita perlu kepekaan untuk tahu mana yang benar-benar suara Tuhan mana yang keinginan hati kita sendiri. Inilah tujuan Allah memberikan kita keselamatan, yaitu hidup melayani Dia.

Selamat Pagi. Mari melatih diri mendengar suara Tuhan dan melakukan apa yang diinginkan-Nya

Salam Alkitab Untuk Semua

Empat Belas Tahun Menanti Dan Tidak Sedikitpun Hatinya Bergeser Dari Menginginkannya

title

Sepenggal syair liris berkata, "... karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! (Kid. 8:6)

Bagi Yakub, waktu, tenaga, masa muda, dan mungkin juga harga dirinya, tidak pernah jauh lebih berharga daripada Rahel. Cinta dan Keinginannya yang begitu kuat untuk mendapatkan Rahel membuat dia mengabaikan semuanya itu. Dan selama empat belas tahun, sekalipun juga telah memiliki Lea sebagai istrinya, tidak sedikitpun hatinya bergeser dari Rahel bahkan untuk waktu setelahnya. "... ia lebih mencintai Rahel daripada Lea."

Sahabat Alkitab, cinta itu kuat seperti maut. Kekuatannya mampu menggerakkan siapapun yang memilikinya untuk melakukan atau mengorbankan apa saja untuk membuktikan cintanya atau untuk mendapatkan apa yang dicintainya. Kisah cinta Yakub kepada Rahel telah menjadi teladan bagi kita bagaimana tetap teguh dan fokus pada tujuan sekalipun menghadapi berbagai tantangan. Apa pun yang kita dilakukan jika didasarkan atas kecintaan dan kesehatian, dikerjakan dengan kesungguhan dan keteguhan hati, antusias dan tetap fokus, serta dalam pengharapan dan keyakinan kepada Tuhan sebagai tujuannya, niscaya Tuhan akan membuatnya menjadi berhasil.

Selamat Pagi. Sebagai penutup dari rangkaian perenungan kita sepanjang bulan Januari ini, kita tahu bahwa sekalipun kehidupan kita diwarnai dengan berbagai tantangan yang tidak pasti, namun pengharapan kita kepada Tuhan harus tetap kuat, karena Dia, Tuhan, memberikan kepastian bagi kita, yaitu kepada kita yang tetap setia mengikut Dia dan mencintai-Nya.

Salam Alkitab Untuk Semua

Bagi-Nya Tahun-tahun Itu Berlalu Seperti Beberapa Hari Saja.

title

Cinta itu ibarat bahan bakar yang menggerakkan roda kehidupan

"Yakub telah jatuh cinta kepada Rahel..." ini adalah alasan mengapa bagi Yakub bekerja selama tujuh tahun terasa seperti beberapa hari saja. Cinta yang begitu besar inilah yang memberikan dia harapan, semangat, dan kekuatan untuk terus bekerja bukan hanya tujuh tahun tapi hingga empat belas tahun lamanya.

Sahabat Alkitab, Seperti cinta Yakub kepada Rahel, Allah juga menganugerahkan cinta kasih kepada kita agar dengan itu kita dapat saling menyapa dengan sesamanya. Cinta itu jugalah yang memampukan manusia untuk menghadapi semua tantangan hidup. Cinta dari Tuhan itu memberikan kekuatan untuk terus bergerak maju sekalipun dihambat oleh berbagai-bagai pergumulan. Cinta dari Tuhan memberikan kehidupan dan gairah untuk terus berkarya. Cinta dari Tuhan juga memberikan kesabaran untuk menunggu waktu yang tepat dari-Nya.

Selamat Pagi. Mintalah kepada Tuhan, cinta untuk mencintai sesama manusia, cinta untuk mencintai pekerjaan, cinta untuk mencintai-Nya. Agar apapun yang kita lakukan baik kepada manusia, pekerjaan, terlebih kepada Tuhan, tidak kita lakukan dengan terpaksa atau hanya sekedarnya saja, tetapi dengan penuh kesungguhan hati dan dengan penuh sukacita.

Salam Alkitab Untuk Semua

Keberhasilan Bisa Terletak Dimana Saja, Kadang Diujung Jalan Yang Lurus. Tetapi Tidak Jarang Juga Diujung Jalan Yang Sangat-sangat Berliku.

title

Jalan menuju keberhasilan diberikan Tuhan secara berbeda kepada masing-masing orang menurut kesanggupan dan ketaatan masing-masing.

Pada akhirnya Yakub sampai di Haran dan dapat bertemu dengan Rahel dan Laban. Pertemuan ini menjadi babakan baru bagi kehidupan Yakub selama empat belas tahun ke depan di rumah Laban yang pastinya penuh dengan lika-liku. Sebab kita akan menjumpai seorang Yakub yang dulunya selalu mendapatkan perlakukan khusus dari Ribka harus bekerja keras untuk waktu yang lama untuk hidup dan untuk mendapatkan istrinya, juga bagaimana seorang penipu seperti Yakub yang telah menipu saudaranya sendiri menjadi korban penipuan dari pamannya.

Sahabat Alkitab, kita tahu sekalipun Allah telah menubuatkan kesuksesan hidup Yakub sebelum kelahirannya, namun tidak pernah mudah baginya untuk mencapai itu. Bahkan ia harus terlibat dalam trik dan intrik. Kita pasti sering mendengar frasa "Bayar Harga" yang berarti untuk mendapatkan sesuatu maka harus ada pengorbanan dan usaha yang harus kita lakukan. Ya, begitulah memang. Untuk meraih kesuksesan selalu dibutuhkan usaha ataupun pengorbanan, entah banyak atau sedikit. Jalan kesuksesan yang terlihat lurus, mulus, dan mudah pun tetap membutuhkan usaha, apalagi yang berliku. Tuhan sudah menyediakan kesuksesan bagi masing-masing orang dengan jalan yang berbeda-beda, selanjutnya bergantung pada penyerahan diri kit apada Tuhan serta seberapa kuat hasrat kita untuk menjalani dan meraihnya.

Selamat Pagi. Mintalah penyertaan Tuhan agar di jalan apapun yang kita lalui, kita tetap dapat sampai pada ujung jalan keberhasilan yang Tuhan sudah sediakan.

Salam Alkitab Untuk Semua

Masalah Adalah Penyamaran Dari Sebuah Pintu Tertutup Yang Menunggu Untuk Dibuka.

title

Mari melihat lebih jauh ke dalam, karena di balik masalah yang kita hadapi ada berkat Allah yang menanti di baliknya

Yakub telah hampir sampai di rumah Laban. Ia telah melewati perjalanan yang sangat panjang. Di hadapannya saat ini ada sebuah sumur yang mungkin menjadi tempat hamba Abraham bertemu dengan Ribka di waktu lampau. Sumur itu ditutup dengan batu besar menunggu untuk dibuka ketika para gembala dan seluruh kawanan domba telah berkumpul untuk mendapatkan minum.

Sahabat Alkitab, sama seperti batu yang menutupi sumur yang berisi air sebagai sumber kehidupan bagi kawanan ternak, begitu jugalah perjalanan hidup yang kita jalani. Pandangan kita kadang tertutupi oleh tantangan, hambatan, dan masalah. Namun itu tidak untuk selamanya, pada waktunya masalah itu harus kita singkirkan "angkat" agar kita dapat menikmati air kehidupan (berkat) yang tersedia bagi kita di baliknya. Hanya sekali lagi, semua ada masa dan waktunya. Kita hanya membutuhkan sedikit lagi kesabaran, dan berjuang sedikit lagi.

Selamat Pagi. Apakah hari ini Anda sedang diperhadapkan oleh masalah? Hadapilah! Karena mungkin itulah pintu berkat bagi kita.

Salam Alkitab Untuk Semua

Namaku Bukan Lagi Tri, Tono, Atau Mira. Tetapi Bethel. karena Aku Telah Menjadi “Rumah Allah”

title

Kalau ada tempat yang paling diinginkan Allah untuk Dia diami maka itu adalah hati (tubuh) kita. Itulah bait-Nya.

Lus, itulah nama tempat di mana Yakub mengalami pengalaman supernatural spritual. Ia melihat tangga yang menjulang hingga ke langit dan malaikat Allah turun naik di tangga itu, dan disampingnya ia melihat Allah berdiri. Setelah bangun, ia menjadi begitu takut dengan pengalaman yang ia lihat itu. Ia mengambil batu, mendirikan, lalu mengurapinya dengan minyak zaitun. Menjadi pengingat baginya dan tanda bahwa tempat itu dikuduskan bagi Allah. Ia lalu mengubah nama tempat itu menjadi Betel (Bait-El) yang berarti "Rumah Allah". Penggantian nama itu juga menunjukkan bahwa Allah ada di situ dan tempat itu adalah juga milik-Nya (dalam pandangan agama-agama kuno, ilah hanya mendiami dan menguasai satu tempat tertentu saja).

Sahabat Alkitab, penggantian nama yang dilakukan oleh Yakub adalah simbol peristiwa yang mendahului akan kenyataan rohani kemudian. Kenyataan itu adalah bahwa setiap tempat di mana pun itu adalah milik Allah, tempat Allah berdiam, termasuk hati (tubuh) manusia. Sebab itu Rasul Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 6:19-20 (BIMK), "Kalian harus tahu bahwa tubuhmu adalah tempat tinggal Roh Allah. Roh itu tinggal di dalam kalian. Dan Allah sendirilah yang memberikan Roh itu kepadamu. Diri saudara bukan kepunyaanmu. Itu kepunyaan Allah. Allah sudah membeli kalian dan sudah membayarnya dengan lunas. Sebab itu, pakailah tubuhmu sedemikian rupa sehingga Allah dimuliakan." Dalam Galatia 2:20 (BIMK) ia juga mengatakan, "Sekarang bukan lagi saya yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam diri saya..." Jadi, kita bukan lagi diri kita seperti yang kita inginkan, melainkan sekrang kita adalah Betel "rumah Allah", karena di situlah Allah berdiam.

Selamat Beribadah. Tuhan, jadikanlah kami sebagai rumah-Mu yang kudus, dan yang tiada bercela, dan jadikanlah sebagai mazbah doa untuk keselamatan bangsa, keluarga, dan diri kami.

Salam Alkitab Untuk Semua