Tidak selalu hari akan terus panas, tidak juga hujan terus-menerus. Keduanya datang silih berganti, agar terjadi keseimbangan. Oleh karena Tuhan, Rut dan Naomi mengalami titik balik dalam kehidupannya. Ratap dan tangisnya, Tuhan ubahkan menjadi sukacita. Hari berkabung telah lewat, saatnya mereka menangis dalam ucapan syukur. Rupanya Boas adalah salah satu kerabat dekat dari Elimelekh yang mana menurut hukum Yahudi salah satu yang wajib untuk bertanggungjawab atas mereka (2:20 bnd. Im. 25:25Ul. 25:5-10). Bukan kebetulan jika Rut ikut pulang bersama Naomi, bukan juga kebetulan jika Rut bekerja di ladang milik Boas. Apa yang akan terjadi selanjutnya pun bukanlah sebuah kebetulan. Semua ada dalam grand design dari Allah Yang Maha Kuasa. Allah mengizinkan Naomi dan Rut mengalami masa-masa pahit kehidupan, sebelum mereka menikmati buahnya yang manis. Naomi yang tidak mampu untuk moveon dari kepahitannya, terus melihat kesulitan sebagai hukuman Allah, sementara Rut dapat segera menemukan anugerah Allah Israel di dalam segala perkara yang dialaminya.
Sahabat Alkitab, kehidupan yang sedang kita jalani pun demikian. Seperti gelombang yang memiliki puncak dan lembah, tidak selalu kita di atas dan tidak untuk selama-lamanya kita ada di bawah. Tuhan mengizinkan semuanya itu terjadi untuk menguji sekaligus melatih iman kita, supaya ketika kita berada di puncak kehidupan, kita tidak menyangkal Allah, dan ketika berada di dalam lembah kehidupan, kita tidak mencemarkan nama Allah. Kisah Rut memberi kita pelajaran berharga dari sikap pesimis Naomi dan Optimis dari Rut yang tidak hanya mampu melihat ke depan tetapi juga dapat melihat ke atas, yaitu kepada Allah Israel.
Selamat Pagi. Mari untuk terus bersyukur kepada Tuhan, saat susah maupun saat senang. Sebab Dia adalah Allah yang bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua