
Tuhan, Ketika Kami Berhenti Menjadi Egois, Maka Saat Itulah Kami Bisa Dengan Tulus Berbuat Baik Bagi Orang Lain.

Sejak kita mengalami kelahiran kembali secara rohani, maka harus ada yang berubah dalam hidup kita, dari yang buruk menjadi baik (benar), yang sudah baik menjadi semakin baik.
Dari pembacaan kita, terlihat bagaimana Paulus mengungkapkan dualisme dalam karakternya sebelum mengikut Yesus. Ia adalah seorang yang sangat agamawi, setiap hukum dan adat istiadat Yahudi ia jalankan dengan begitu teliti dan totalitas, tidak bercacat, melebihi orang-orang Yahudi sebayanya. Namun di saat yang sama ia begitu haus untuk dalam menyiksa dan memperlakukan dengan kejam pengikut Kristus. Semua menjadi berbeda ketika ia “ditarik” oleh Kristus.
Sahabat Alkitab, tidak semua karakter masa lalu Paulus buruk. Kita harus belajar bagaimana totalitas seseorang dalam mengikuti dan menjalankan apa yang dipercayainya. Apa yang baik dalam dirinya disempurnakan oleh Allah untuk pemberitaan Kabar Baik. Kita juga memiliki benih baik dalam diri kita – Allah yang menanamnya. Ketika kita mengalami kelahiran baru, Allah akan semakin mengasah itu dan menjadikannya semakin sempurna untuk memulihkan-Nya. Sementara apa yang buruk dan tidak berkenan, akan dimatikan. Dalam kedua hal itu, Allah berkenan untuk “bekerjasama” dengan kita.
Selamat Pagi. Marilah menyerahkan diri kita untuk dibentuk, dipakai, dan disempurnakan oleh Tuhan.
#lembagaalkitabindonesia #alkitabuntuksemua #dsr #september #2018 #perjanjianbaru #Galatia #Paulus #Timotius #Tuhan #kasih #mengubah #karakter #buruk #menguatkan #baik #kemuliaan #namaMu #inspirasi #medan #jakarta #manado #makassar #jayapura #indonesia
Pertolongan Tuhan tidak pernah datang terlambat, ketika itu datang maka amanlah dan selamatlah kita.
Posisi Paulus begitu sulit saat itu, ia diperhadapkan kepada Mahkamah Agama dengan tidak ada satu orang pun pembelanya. Pengalaman seperti ini bukan yang pertama bagi Paulus, sudah begitu banyak ia mengalami masa-masa sulit karena Injil yang diberitakannya, dan sepanjang pengalaman itu, ia tidak pernah melihat Allah begitu jauh darinya. Ini terlihat dari pertolongan Allah yang selalu datang tepat pada waktu-Nya, terbukti di hari itu. Saat diperhadapkan dengan banyak tuduhan, ia mengajukan satu pembelaan yang kemudian justru menjadi “senjata” baginya untuk menghadapi sidang itu. Ketika mengungkapkan identitas sebagai seorang farisi dan kepercayaannya terhadap kebangkitan orang mati, Paulus yang tadinya tidak memiliki seorang pembela pun kini justru dibela begitu banyak orang.
Sahabat Alkitab, siapakah yang sanggup untuk membolak-balikkan keadaan seperti pengalaman Paulus selain dari pada Allah? Dalam situasi yang sulit itu, Allah tidak meninggalkan Paulus, Dia hadir dalam hikmat dan dalam pembelaan orang banyak. Allah dapat bekerja di dalam siapa saja dan terhadap situasi apa saja untuk menyatakan pertolongan-Nya bagi kita yang mengharapkannya. Allah juga mampu untuk mengubah tuduhan yang diarahkan kepada kita menjadi senjata yang justru menguatkan dan melindungi kita.
Selamat Pagi. Jangan pernah menjadi kecut hati hanya karena berat dan besarnya beban dan masalah yang kita hadapi, berharaplah kepada Allah dan nantikanlah pertolongan-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua