Pengunjung Paket Wisata Alkitab Melonjak

Data pengunjung peserta Paket Wisata Alkitab (PWA) yang datang berkunjung ke Perpustakaan dan Museum Alkitab, Bible House dan Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia sejak Januari sampai akhir Agustus 2018 mengalami peningkatan jika dibandingkan data pengunjung PWA para periode yang sama tahun 2017. Ada kenaikan 50,3%, di mana tercatat data pengunjung PWA 2018 sebanyak 6.318 orang, sedangkan data pengunjung pada Januari sampai akhir Agustus tahun 2017 sebanyak 4.203 orang. Ini bisalah dikatakan lonjakan atau  booming. Suatu pencapaian yang luar biasa dan membuat hati sangat bersukacita. Suatu keberhasilan kerja yang dapat memicu antusiasme tim kerja untuk berlari lebih cepat ke masa depan.
Tentu kenaikan pengunjung PWA yang sangat signifikan di atas merupakan keberhasilan kolektif sebuah tim kerja yang solid. Tim kerja dari berbagai departemen di LAI sudah bersinergi dalam hal: mendoakan, mempromosikan, menerima surat permintaan kunjungan, mengatur jadwal agar tidak bentrok antar rombongan, membalas surat yang dilengkapi dengan jadwal yang sudah ditentukan, mempersiapkan kondisi prima tempat-tempat yang akan dikunjungi, dan menyambut pengunjung dengan ramah, komunikatif serta penuh antusias. Tim juga selalu menyiapkan kuis serta hadiah-hadiah khusus untuk menyemarakkan suasana kunjungan sambil belajar Alkitab. Pengunjung yang terdiri dari beragam usia (dari usia anak sekolah minggu sampai Lansia) selalu antusias berebut hadiah.
Paket Wisata Alkitab terdiri atas: (1) Wisata ke Museum Alkitab, (2) Wisata ke Perpustakaan Biblika, (3) Wisata ke Bible House dan (4) Wisata ke percetakan Alkitab.  Nomor (1), (2) dan (3) berlokasi di Jl Salemba 12 Jakarta Pusat. Sedangkan nomor (4) berlokasi di Nanggewer, Kabupaten Bogor. Perjalanan wisata ini membutuhkan waktu satu hari. Sessi pagi sampai makan siang menjelajahi nomor (1) sampai (3). Kemudian sesudah makan siang pengunjung dapat melanjutkan ke Nanggewer (sekira satu jam perjalanan) untuk melihat proses pencetakan Alkitab dari kertas kosong sampai berbentuk buku dengan berbagai ukuran.
Tujuan dibukanya program PWA ini antara lain adalah agar pengunjung dapat mengenal dan memahami: (1) betapa penting penerjemahan Alkitab ke berbagai bahasa, (2) sejarah perjalanan penerjemahan Alkitab sejak mula-mula sampai ke dalam bahasa-bahasa yang ada di Indonesia, (3) proses penerjemahan, produksi, penerbitan dan penyebaran Alkitab yang membutuhkan waktu, tenaga, kompetensi serta berbagai sumberdaya yang tidak sedikit, (4) benda-benda penting dan memiliki makna khusus yang disebutkan dalam Alkitab, serta (5) tugas-tugas pelayanan lembaga Alkitab Indonesia yang diamanatkan oleh Gereja-gereja di Indonesia.
Melalui program PWA ini diharapkan semakin banyak umat yang mencintai Alkitabnya dan menjadikan nilai-nilai dalam Alkitab sebagai pedoman hidup keseharian. Diharapkan juga dapat bertumbuh suatu kesadaran untuk bersolidaritas terhadap banyak umat yang sangat membutuhkan Alkitab dalam bahasa daerahnya, namun karena berbagai keterbatasan mereka belum mendapatkannya.
Museum Alkitab, Perpustakaan Biblika dan Bible House di Salemba Raya 12 yang diresmikan sejak tahun 2012 terus diupayakan pengkinian (up to date) terhadap isi dan penampilannya. Begitu juga dengan Percetakan Alkitab di Nanggewer Kabupaten Bogor bersama dengan departemen LAI yang lain.  Salah satu bukti adanya pengkinian adalah awal September tahun ini LAI resmi memperoleh Sertifikat ISO 9001:2015, yang berarti sistem manajemen mutunya telah berstandar internasional terbaru. Berbagai program pembenahan terus dilakukan agar seluruh pemangku kepentingan LAI semakin semangat mengikuti program PWA.
LAI selalu mendengar masukan-masukan pengunjung demi penyempurnaan program PWA ini. Salah satu masukan adalah LAI perlu mengembangkan PWA dengan menciptakan “paket program PWA dilanjutkan kunjungan ke lokasi-lokasi asli yang berhubungan langsung dengan sejarah naskah-naskah Alkitab.”  Meskipun akan membawa konsekuensi perlunya tenaga dan pembiayaan khusus, namun bila memang cukup banyak peminat yang ingin mendalami lebih detail tentang Alkitab, suatu saat ide ini pastilah akan terwujud. Salam Alkitab Untuk Semua.[]
Sigit Triyono (Sekum LAI)

Komunitas Kopi dan Alkitab

Secangkir kopi yang kita sruput hadir melalui proses yang panjang. Untuk menghasilkan kopi yang nikmat harus diperhatikan juga cara menamannya, cara memetik, proses pengeringan dan penggilingannya hingga penyimpan serta penyajian akhirnya. Jika kita lihat dibalik nikmatnya secangkir kopi ada proses rumit dan sulit yang harus dilalui oleh biji kopi hingga menjadi minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat dunia dari berbagai golongan.

Ngopi atau minum kopi juga sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Hampir di setiap wilayah Indonesia punya kebiasaan ngopi, sehingga hanya dengan ngopi bareng orang bisa terlihat akrab saling bertukar pengalaman dan berbagi cerita, tanpa memandang latar belakang dan usia.  Melalui kopi banyak hal dapat dilakukan. Mulai dari bertukar gagasan, bertukar informasi, saling membantu, saling memotivasi bahkan sampai rekonsiliasi konflikpun dapat dijalankan sambil ngopi. Ngopi sekarang sudah menjadi bagian dari gaya hidup milenial.

Kalau dulu minuman hanya digemari oleh orangtua kita, kini minuman kopi makin digemari kaum muda. Seiring dengan itu banyak anak muda menjadikan kafe-kafe dengan menu utama kopi sebagai tempat nongkrong. Menjamurnya tempat ngopi di beberapa kota besar adalah indikasi kopi asli Indonesia semakin diterima. Dalam dunia perkopian, sebenar hanya dikenal 2 jenis tanaman kopi, yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Kedua jenis tanaman kopi ini dibudidaya oleh masyarakat dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia, kemudian kita mengenalnya dengan jenis-jenis kopi seperti: (1) Kopi Arabika Gayo – Aceh, (2) Kopi Robusta Sidikalang – Sumut, (3) Kopi Arabika Flores Bajawa – Flores NTT, (4)  Kopi Lanang – Jawa Timur, (5) Kopi Robusta Merapi, (6) Kopi Robusta Pinogu – Gorontalo, (7) Kopi Rarobang – Maluku, (8)  Kopi Tarutung – Sumut, (9)  Kopi Joss – Yogya, (10) Kopi Malinau – Kalimantan Utara, (11)  Kopi Sibu-Sibu – Maluku, (12) Kopi Arabika Sipirok – Sumut, (13) Kopi Priangan  – Jawa Barat, (14) Kopi Amungme – Papua, (15) Kopi Lahat – Sumatera Selatan, (16) Kopi Lintong – Sumut, (17)  Kopi Luwak – Indonesia, (18) Kopi Manggar – Belitung, (19) Kopi Tamanggung – Jawa Timur, (20) Kopi Besemah – Sumatera Selatan, (21) Kopi Robusta Dampit – Indonesia, (22) Kopi Arabika Kalosi – Sulawesi Selatan, (23) Kopi Lombok – Lombok NTB, (24) Kopi Arabika Malabar – Jawa Barat, (25) Kopi Sasak Liseng – Lombok, (26)  Kopi Solok Selatan – Solok Sumbar, (27) Kopi Jawa – Pulau Jawa, (28)  Kopi Arabika Wamena – Papua, (29) Kopi Arabika Sembalun Sajang – Lombok, (30) Kopi Mandailing – Sumut, (31) Kintamani  – Bali, (32) Kopi Koh Tong – Pematang Siantar Sumut, (33) Kopi Sedap Pematangsiantar – Sumut, (34) Kopi Toraja – Sulawesi Selatan. Beragamnya jenis kopi ini menandakan semakin banyak penggemar kopi dan semakin bertambah produksi kopi di Indonesia.

Tentu masih banyak lagi kopi-kopi yang lain yang sedang berproses dan akan melegenda. Sebagai contoh, tiga tahun lalu saat singgah di sebuah warung kopi di So’e – Nusa Tenggara Timur dan saya merasakan kopi lokal yang nikmat.  Di So’e yang berudara sejuk sungguh nikmat menyeruput secangkir kopi yang suatu saat nanti, kopi So’e akan mampu berkibar dan menjadi salah satu kopi yang melegenda.

Keberadaan kopi dan komunitas penggemar kopi di Indonesia semakin fenomenal pertumbuhannya. Hal ini mendorong saya terus berpikir untuk menemukan cara yang efektif agar melalui kopi, Alkitab juga bisa disebarkan, dibaca, dan dihayati, serta dipakai sebagai pedoman hidup sehari-hari.

Pada tahun 2012 LAI bersama para mitranya bergotong-royong berhasil membangun Gedung Pusat Alkitab berlantai 10 di Jalan Salemba Raya No. 12 Jakarta Pusat. Hampir semua lantainya sudah terpakai sebagai tempat kerja, rapat, pertemuan, kebaktian, museum, perpusatakaan Biblika dan toko buku. Masih ada empat ruangan yang tersisa yang dapat dipakai oleh para mitra LAI bila membutuhkan tempat untuk berkantor.  Tentulah dengan kontribusi biaya pemeliharaan gedung dan keamanan.

Satu ruangan yang istimewa adalah di lantai dasar dekat lobby.  Ruangan seluas 118 M2 sangat cocok untuk aktivitas “rendezvous”, perjumpaan, pertemuan, kumpul-kumpul, ngobrol-ngobrol sampai diskusi sambil menikmati kopi panas, hangat atau dingin. Semula ruangan ini digunakan sebagai tempat kerja sementara Tim Departemen Layanan Digital LAI. Oleh karena tempat kerja mereka sudah pindah ke tempat permanen di lantai 6, maka alangkah eloknya bila ruangan ini bisa dimanfaatkan untuk menjangkau para penggemar dan anggota komunitas kopi di Jakarta.

Mungkinkah akan ada “Bible Verse Café” di Salemba Raya nomor 12 Jakarta Pusat? LAI sangat terbuka bekerjasama dengan para mitra agar gagasan ini dapat terwujud. Komunitas kopi di Indonesia yang semakin membesar jumlahnya adalah ladang pelayanan untuk mewartakan Kabar Baik bagi semua. Semangat “Alkitab Untuk Semua” haruslah digelorakan ke semua komunitas yang eksis di negeri ini, termasuk komunitas kopi.

Apabila ada sahabat yang berminat bekerjasama untuk mewujudkan gagasan di atas, silakan dapat berkontak dengan Ibu Johana Kepala Departemen Umum LAI di nomor WA: 0813-1029-0006. Apapun yang kita upayakan kiranya mampu membawa Alkitab semakin tersebar ke ujung bumi, dan nama Tuhan dimuliakan. Haleluya. Salam Alkitab Untuk Semua. []

Sigit Triyono (Sekum LAI)

Tuhan Ajar Kami Mengendalikan Diri Agar Tercipta Damai Sejahtera

Rut 3 : 11-14

Kencangkanlah ikat pinggangmu agar tidak liar keinginanmu dan nafsumu.

Boas memiliki kewajiban untuk menebus Rut, tetapi dia bukanlah yang satu-satunya dan bukan juga yang paling berkewajiban untuk itu, sebab masih ada kerabat yang lebih dekat dengan Elimelekh. Karena itu, sekalipun Boas ingin namun dia tetap bijaksana mendahulukan dia yang lebih berkewajiban dalam melaksanakan pernikahan levirat ini. Jika memaksakan keinginannya, ia tidak hanya melanggar hukum levirat, tetapi juga bisa merusak relasi kekerabatan di antara mereka.

Sahabat Alkitab, tidak semua keinginan atau hasrat kita harus dipenuhi. Akal sehat dan kebijaksanaan harus memimpinnya agar tidak liar dan menabrak segala aturan atau merusak segala bentuk relasi sosial. Mintalah kepada Tuhan, hikmat dan penguasaan diri, untuk mengendalikan segala keinginan dan menaklukkannya di bawah kaki Tuhan.

Selamat Pagi. Kendalikanlah! Agar keinginanmu tidak membawamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.

Salam Alkitab Untuk Semua