Secangkir kopi yang kita sruput hadir melalui proses yang panjang. Untuk menghasilkan kopi yang nikmat harus diperhatikan juga cara menamannya, cara memetik, proses pengeringan dan penggilingannya hingga penyimpan serta penyajian akhirnya. Jika kita lihat dibalik nikmatnya secangkir kopi ada proses rumit dan sulit yang harus dilalui oleh biji kopi hingga menjadi minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat dunia dari berbagai golongan.
Ngopi atau minum kopi juga sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Hampir di setiap wilayah Indonesia punya kebiasaan ngopi, sehingga hanya dengan ngopi bareng orang bisa terlihat akrab saling bertukar pengalaman dan berbagi cerita, tanpa memandang latar belakang dan usia. Melalui kopi banyak hal dapat dilakukan. Mulai dari bertukar gagasan, bertukar informasi, saling membantu, saling memotivasi bahkan sampai rekonsiliasi konflikpun dapat dijalankan sambil ngopi. Ngopi sekarang sudah menjadi bagian dari gaya hidup milenial.
Kalau dulu minuman hanya digemari oleh orangtua kita, kini minuman kopi makin digemari kaum muda. Seiring dengan itu banyak anak muda menjadikan kafe-kafe dengan menu utama kopi sebagai tempat nongkrong. Menjamurnya tempat ngopi di beberapa kota besar adalah indikasi kopi asli Indonesia semakin diterima. Dalam dunia perkopian, sebenar hanya dikenal 2 jenis tanaman kopi, yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Kedua jenis tanaman kopi ini dibudidaya oleh masyarakat dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia, kemudian kita mengenalnya dengan jenis-jenis kopi seperti: (1) Kopi Arabika Gayo – Aceh, (2) Kopi Robusta Sidikalang – Sumut, (3) Kopi Arabika Flores Bajawa – Flores NTT, (4) Kopi Lanang – Jawa Timur, (5) Kopi Robusta Merapi, (6) Kopi Robusta Pinogu – Gorontalo, (7) Kopi Rarobang – Maluku, (8) Kopi Tarutung – Sumut, (9) Kopi Joss – Yogya, (10) Kopi Malinau – Kalimantan Utara, (11) Kopi Sibu-Sibu – Maluku, (12) Kopi Arabika Sipirok – Sumut, (13) Kopi Priangan – Jawa Barat, (14) Kopi Amungme – Papua, (15) Kopi Lahat – Sumatera Selatan, (16) Kopi Lintong – Sumut, (17) Kopi Luwak – Indonesia, (18) Kopi Manggar – Belitung, (19) Kopi Tamanggung – Jawa Timur, (20) Kopi Besemah – Sumatera Selatan, (21) Kopi Robusta Dampit – Indonesia, (22) Kopi Arabika Kalosi – Sulawesi Selatan, (23) Kopi Lombok – Lombok NTB, (24) Kopi Arabika Malabar – Jawa Barat, (25) Kopi Sasak Liseng – Lombok, (26) Kopi Solok Selatan – Solok Sumbar, (27) Kopi Jawa – Pulau Jawa, (28) Kopi Arabika Wamena – Papua, (29) Kopi Arabika Sembalun Sajang – Lombok, (30) Kopi Mandailing – Sumut, (31) Kintamani – Bali, (32) Kopi Koh Tong – Pematang Siantar Sumut, (33) Kopi Sedap Pematangsiantar – Sumut, (34) Kopi Toraja – Sulawesi Selatan. Beragamnya jenis kopi ini menandakan semakin banyak penggemar kopi dan semakin bertambah produksi kopi di Indonesia.
Tentu masih banyak lagi kopi-kopi yang lain yang sedang berproses dan akan melegenda. Sebagai contoh, tiga tahun lalu saat singgah di sebuah warung kopi di So’e – Nusa Tenggara Timur dan saya merasakan kopi lokal yang nikmat. Di So’e yang berudara sejuk sungguh nikmat menyeruput secangkir kopi yang suatu saat nanti, kopi So’e akan mampu berkibar dan menjadi salah satu kopi yang melegenda.
Keberadaan kopi dan komunitas penggemar kopi di Indonesia semakin fenomenal pertumbuhannya. Hal ini mendorong saya terus berpikir untuk menemukan cara yang efektif agar melalui kopi, Alkitab juga bisa disebarkan, dibaca, dan dihayati, serta dipakai sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Pada tahun 2012 LAI bersama para mitranya bergotong-royong berhasil membangun Gedung Pusat Alkitab berlantai 10 di Jalan Salemba Raya No. 12 Jakarta Pusat. Hampir semua lantainya sudah terpakai sebagai tempat kerja, rapat, pertemuan, kebaktian, museum, perpusatakaan Biblika dan toko buku. Masih ada empat ruangan yang tersisa yang dapat dipakai oleh para mitra LAI bila membutuhkan tempat untuk berkantor. Tentulah dengan kontribusi biaya pemeliharaan gedung dan keamanan.
Satu ruangan yang istimewa adalah di lantai dasar dekat lobby. Ruangan seluas 118 M2 sangat cocok untuk aktivitas “rendezvous”, perjumpaan, pertemuan, kumpul-kumpul, ngobrol-ngobrol sampai diskusi sambil menikmati kopi panas, hangat atau dingin. Semula ruangan ini digunakan sebagai tempat kerja sementara Tim Departemen Layanan Digital LAI. Oleh karena tempat kerja mereka sudah pindah ke tempat permanen di lantai 6, maka alangkah eloknya bila ruangan ini bisa dimanfaatkan untuk menjangkau para penggemar dan anggota komunitas kopi di Jakarta.
Mungkinkah akan ada “Bible Verse Café” di Salemba Raya nomor 12 Jakarta Pusat? LAI sangat terbuka bekerjasama dengan para mitra agar gagasan ini dapat terwujud. Komunitas kopi di Indonesia yang semakin membesar jumlahnya adalah ladang pelayanan untuk mewartakan Kabar Baik bagi semua. Semangat “Alkitab Untuk Semua” haruslah digelorakan ke semua komunitas yang eksis di negeri ini, termasuk komunitas kopi.
Apabila ada sahabat yang berminat bekerjasama untuk mewujudkan gagasan di atas, silakan dapat berkontak dengan Ibu Johana Kepala Departemen Umum LAI di nomor WA: 0813-1029-0006. Apapun yang kita upayakan kiranya mampu membawa Alkitab semakin tersebar ke ujung bumi, dan nama Tuhan dimuliakan. Haleluya. Salam Alkitab Untuk Semua. []
Sigit Triyono (Sekum LAI)