Membagi Kasih di Kepulauan Kei Kecil dan Kei Besar

title

Ini pertama kali saya mengikuti program SDK LAI (Satu Dalam Kasih) Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Program ini mendistribusikan Alkitab bagi jemaat-jemaat di P. Kei hasil sumbangan donatur. Beberapa kali saya hanya mendengar cerita dari pak Sigit Triyono. Cerita tentunya berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya.

Sebelum berangkat saya tdk pernah mencari tahu bagaimana jemaat Ur Pulau, jemaat Tamangil dan lainnya. Karena berangkat atau tdk masih belum bisa saya pastikan, walaupun saya bertekad untuk ikut tapi kalau bergerak saja sakit apa bisa dengan tekad saja?

Akhirnya di last minute, saya bisa memastikan ikut pergi. Jadi saya tidak bisa membayangkan bagaimana medan pelayanannya di sana. Perjalanan Jakarta-Ambon- Tual sebuah perjalanan yang biasa.

Sesampai di sana sudah malam. Kami dibagi untuk tinggal di beberapa rumah jemaat. Istilah kerennya "live in". Inipun bukan masalah buat saya. Saya bisa menikmati hidup bersama dengan mereka.

Ini perjalanan spiritual.

Perjalanan iman yang tdk bisa didapatkan di tempat lain. Ketika saya disana, justru saya yg banyak diberkati oleh semua yg saya hadapi, yaitu:
1. Masyarakat di sana masih asli, belum terkontaminasi perubahan jaman yang menggilas karakter asli mereka. Kepolosan dan ketulusan mereka saya rasakan.
2. Memberi dari kekurangan mereka. Ini pelajaran kedua yang saya dapatkan. Mereka bukan jemaat yang kaya maka mereka dibantu dalam memiliki alkitab. Tapi mereka menyiapkan makanan yang luar biasa untuk dinikmati bersama jemaat. Mereka memberikan apa yang ada pada mereka. Bukan dari kelebihannya.
3. Belajar dari peserta yang kebanyakan usianya di atas 60 tahun. Saat mau berangkat terselip juga keraguan, mampukah saya? Satu dari peserta yang saya kenal. sudah berusia di atas 60 tahun. Itu yang menguatkan saya untuk semakin bertekad ikut ke sana. Tapi bukan itu saja. Ada peserta yang berusia 82 tahun. Namun semangat mereka dalam melayani luar biasa. Mereka tidak mengeluh dan pantang menyerah dalam menjalani medan pelayanan yang harus ditempuh. Mungkin banyak orang yang memilih pesiar di kota kota besar apalagi dalam usia senja. Tapi mereka memilih ikut mendistribusikan alkitab dengan biaya sendiri. Tidak murah juga biayanya. Nanti ditulisan lainnya saya akan posting tentang beberapa peserta yang menginspirasi saya di FB saya.
4. Sukacita bersama. Melihat mereka antusias mempersiapkan acara, dan bernyanyi dengan sukacita membuat kita yang datang turut bersuka cita. Mereka juga menerima dengan penuh sukacita, itu juga sukacita kami semua.
5. Toleransi yang nyata. Saat kami membagikan di salah satu jemaat Tamangil, kami disambut tarian penyambutan. Yang menari anak anak dari saudara kita kaum muslim. Mereka menari di tengah terik matahari. Bahkan penabuh rebana nya guru mereka yang menggunakan hijab. Sebuah pemandangan yang sudah langka di bumi pertiwi. Yang disambut orang Kristen yang menyambut orang muslim. Luar biasa sekali.

Terima kasih Tuhan yang mengijinkan saya mengikuti perjalanan kali. Terima kasih untuk kesempatan yang Tuhan berikan. Banyak berkat yang luar biasa yang saya terima yang menambah dan menguatkan iman percaya saya.

Mari kita berbagi berkat unt saudara kita. Menengok keluar karena di sana masih banyak yang membutuhkan pertolongan kita.
LAI salah satu lembaga yang bisa kita pakai untuk menyalurkan berkat. Salam Alkitab Untuk Semua.

Jatibening, 31 10 2018

Catur Rini Cahyadiningsih