Seperti sebuah kepingan puzzle yang hilang, tanpa kesulitan gambar kehidupan tak akan pernah menarik untuk dijalani.
Pada akhirnya Bait Suci telah berdiri kembali. Para pemimpin umat telah menetapkan tugas setiap orang yang bertugas untuk melayani peribadatan. Para imam dan orang-orang Lewi, masing-masing dengan tanggung jawabnya seperti yang telah dituliskan dalam hukum Musa. Tidak pernah terbayangkan dalam pikiran mereka bahwa pembangunan ini dapat selesai. Bagaimana tidak, begitu banyak kesulitan yang harus mereka lewati hingga sebagian dari mereka mungkin telah melupakannya, sampai datang teguran dari nabi Haggai (Hag. 1:1-11). Apakah dengan selesainya pembangunan ini maka semuanya akan beres? Tidak, pembangunan Bait Suci mungkin telah selesai, tetapi tidak dengan pembangunan kehidupan beribadah dan moral bangsa itu. Itupun punya kesulitan dan tantangannya sendiri.
Sahabat Alkitab, dalam perjalanan hidup kita hampir rasanya tidak pernah tidak ada kesulitan. Tetapi bukankah kesulitan itu yang membuat kita menjadi lebih kuat, lebih dewasa, lebih mawas diri, lebih berhati-hati, dan lebih beriman kepada Tuhan? Ya, kesulitan adalah satu fitus yang memang harus ada. Seperti sebuah bahwa iklan, “Live is never flat”. Tidak pernah menyenangkan berjalan pada jalan yang selalu rata, karena kemampuan kita akan semakin meningkat jika ada krikir-krikil kecil, lubang-lubang kecil untuk kita lewati.
Selamat Pagi. Jika karena kesulitan maka hari ini terasa begitu sulit untuk dilewati, ingatlah kisah orang Israel ini. Jika kita tidak mampu lagi untuk memandang hari esok ke depan, maka pandanglah ke atas, kepada TUHAN semesta alam. Dan belajarlah menikmati kesulitan itu dengan cara yang berbeda.