Tidakkah kita menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik TUHAN yang dapat Dia pindah tangankan kepada siapa saja untuk dikelola? Itu jika ternyata kita tidak cakap untuk mengelolanya.
Dari argumen yang diberikan, Yefta nampaknya akan ngotot untuk mempertahankan tanah sengketa itu agar tetap ditangan Israel. Ini terlihat dari apa yang Yefta katakan (23-24), “…Tetapi apa yang telah diberikan TUHAN, Allah kami kepada kami, akan kami pertahankan.” Kalimat itu sangat jelas dan tegas ingin menyampaikan bahwa apa pun akan mereka lakukan demi tanah itu, apalagi jika kita melihat kalimat pada ayat selanjutnya. Lalu diakhir Yefta menyimpulkan pembelaannya dengan mengatakan bahwa mereka tidak bersalah seperti tuduhan raja bangsa Amon, justru merekalah yang bersalah karena menyerang Israel.
Sahabat Alkitab, ada prinsip yang kita telah abaikan sehubungan dengan segala yang melekat pada diri kita saat ini, entah itu harta benda, kedudukan, kekuasaan, dll. Pertama, semuanya adalah titipan untuk dikelola dan dikembangkan menurut kehendak Tuhan yang memberikan (Kej. 1:28 bnd. Mat. 25:14-30). Seberapapun kerasnya usaha dan pengorbanan yang kita telah lakukan untuk memperolehnya, itu tetaplah bukan milik kita sepenuhnya. Kedua, apa pun yang Tuhan titipkan harus dipergunakan untuk memuliakan Dia. Apabila ternyata kita tidak capak dalam menggunakannya semaksimal mungkin untuk kemuliaan-Nya, semuanya itu dapat saja diambil kembali oleh-Nya untuk diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jika hari ini kita sedang berdoa untuk memperoleh sesuatu yang kita inginkan, namun ternyata kita tidak dapat dipercaya dengan apa yang telah kita miliki saat ini, maka jangan terlalu bermimpi apayang kita doakan akan diberikan-Nya.
Selamat Pagi. Marilah kita menjadi pengelola yang baik, sehingga sekalipun itu diambil dari kita, kita bersyukur karena telah melakukan yang terbaik.
Salam Alkitab Untuk Semua