Bukankah kita ini adalah anak? Jika kita memang anak, maka Allah Bapa mengasihi kita yang kerap berbuat dosa ini dalam hangat amarah-Nya. Ia mendidik dan menghardik mereka yang diakui-Nya sebagai anak.
Allah membalaskan penindasan yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat bangsa Israel dengan penindasan pula. Allah akan mengirimkan bala tentara suatu bangsa asing untuk menyerang dan menindas Israel, itu berarti mereka akan menaklukkan umat pilihan TUHAN ini.
Sahabat Alkitab, dalam pengalaman panjang bangsa Israel sebagai umat pilihan, kita melihat beberapa kali Allah bahkan menghukum mereka jauh lebih berat daripada bangsa-bangsa lain. Apakah itu berarti Allah sama sekali membenci Israel dan melupakan perjanjian-Nya kepada mereka? Sudah tentu tidak. Di balik berbagai kisah itu justru kita melihat bagaimana kasih dan keadilan Allah bertemu. Saat mereka hidup dalam kehendak TUHAN, mereka diberkati. Saat mereka berpaling dengan menyembah kepada ilah lain atau melakukan berbagai kejahatan, TUHAN menghukum mereka, namun di balik penghukuman itu ada maksud Allah agar umat itu kembali kepada-Nya, memurnikan iman mereka, dan mengubah perilaku mereka. Bagi kitapun Allah berlaku demikian. Ketika kita melakukan suatu dosa atau kejahatan terhadap kemanusiaan maka Allah akan bertindak sebagai hakim yang adil yang akan menghukum kita yang bersalah. Dan saat kita memohon pengampunan dengan sungguh-sungguh, maka kasih-Nya yang besar itu sanggup untuk menjangkau dan memulihkan kita, tetapi segala konsekuensi hukum tetap akan berlaku. Dalam hal ini, keadilan Allah bekerja dalam hukum positif manusia, melalui hukum moral dan sosial, atau melalui hukum alam.
Selamat Pagi. Betapakah kita tidak bersyukur memiliki (dimiliki) Allah Bapa yang kasih dan setia-Nya melimpah-limpah bahkan di balik kemarahan dan penghukuman-Nya?
Salam Alkitab Untuk Semua