Ketenangan hati menjernihkan pikiran, dan dari pikiran yang jernih akan keluar perkataan dan tindakan yang benar.
Keadaan ini tentu bukan hal yang mengejutkan bagi Paulus. Sebagai seorang farisi yang pernah begitu membenci Kristus, ia sudah bisa memprediksi apa reaksi yang akan timbul dari setiap perkataannya. Walaupun demikian ia tetap melakukannya, bukan karena tidak berhikmat, tetapi karena kepercayaannya kepada Allah yang begitu besar. Inilah yang membuat Paulus begitu tenang dan melakukannya bukan dengan hikmatnya sendiri tetapi hikmat yang dari Allah. Saat ia hendak di dera oleh para tentara Roma, ia masih mampu untuk menyatakan haknya. Dalam ayat 25 sesungguhnya ia ingin berkata, “Saya adalah warga negara Roma, Anda tidak berhak untuk menghukum saya tanpa proses peradilan. Saya bisa menuntut Anda.”
Sahabat Alkitab, situasi-situasi sulit dan genting bisa membuat kita begitu kacau, kalut, sampai melakukan tindakan yang tidak lagi terkontrol. Jika sudah seperti itu maka mudah sekali bagi orang-orang atau si jahat untuk menghancurkan iman dan hidup kita. Tetapi syukur kepada Allah, dalam situasi yang begitu tidak pasti di mana badai kehidupan melanda, kita diberikannya pegangan dan sandaran yang aman dan pasti. Jika kita berseru dalam nama-Nya, Allah akan hadir memberikan ketenangan batin dan pertolongan bagi kita. Allah akan menghantarkan kita berlayar melewati badai-badai itu hingga kita dapat sampai ke tepian dengan selamat. Di sana kita akan melihat bahwa Tuhanlah satu-satunya tempat perlindungan yang aman.
Selamat Beribadah. Bersandarlah kepada Tuhan, dan bukan kepada pengertian kita sendiri. Allah dalam hikmat-Nya yang akan membela kita dalam segala perkara. Memampukan kita untuk berpikir, berkata dan bertindak benar dalam situasi yang sulit.
Salam Alkitab Untuk Semua