Seorang barulah dapat dipercaya apabila ia dapat membuktikan setiap perkataannya dan mewujudkan janjinya.
Yefta telah berjanji di kepada Tuhan di hadapan pemuka Israel dan penduduk Gilead, maka ia pun harus menepatinya. Mengorbankan manusia sebagai kurban bakaran tidak pernah menjadi tuntutan dalam ibadat Israel, juga tidak pernah diminta oleh Allah. Yefta mungkin berharap orang yang pertama keluar rumah untuk menyambutnya pastilah hambanya yang akan membasuh kakinya, namun yang terjadi justru anak semata wayangnyalah yang menyambutnya. Yefta mengungkapkan petapa hancur hatinya “Aduh anakku, hancurlah hatiku! Mengapakah harus kau yang menjadikan hatiku pedih?” Yefta harus membayar mahal bukan saja untuk sebuah kemenangan besar, juga untuk reputasinya sebagai seorang prajurit sekaligus pemimpin dan pahlawan perang, serta keinginannya untuk menjadi penguasa.
Sahabat Alkitab, Apa yang terjadi pada Yefta ini adalah satu pelajaran keras bagi kita untuk tidak mengumbar janji baik kepada manusia terlebih lagii kepada Tuhan. Begitu juga ketika berjanji janganlah menjanjikan sesuatu yang sulit atau bahkan tidak mungkin dipenuhi, yang bertentangan dengan firman Tuhan, dengan norma dalam masyarakat, atau mengorbankan orang lain demi memenuhinya. Dalam beberapa hal seperti ikatan pernikahan atau memberi kesaksian dihadapan hukum kita memang dituntut untuk berjanji atau bersumpah, seperti itulah sifat sebuah janji yaitu mengikat, diikat oleh kekuatan hukum, baik hukum agama maupun hukum positif. Karena itu, sekali janji itu terucap maka harus dilaksanakan.
Selamat Pagi. Penahkah Anda berjanji namun sulit memenuhinya? Jika isi janji itu baik, mintalah kepada Tuhan kekuatan untuk mewujudkannya namun jika isinya tidak baik biarkanlah itu berlalu dan jangan melakukannya lagi.
Salam Alkitab Untuk Semua