Rasa takut dan hormat kepada Tuhan harus ditanamkan dan dilatih dalam diri, karena itulah yang akan menjaga jalan kita tetap lurus.
Anak-anak imam Eli telah mempertontonkan tabiat asli manusia berdosa, yang serakah dan tidak mengindahkan Allah. Mereka tidak hanya menjadi serigala bagi sesamanya, tetapi kepada Allah juga. Mereka mengambil bahkan dengan paksa apa yang hanya diperuntukkan bagi Tuhan (bnd. Im. 3:9-11). Hofni dan Pinehas telah menyalahgunakan otoritas yang mereka miliki sebagai imam. Mereka yang harusnya menghormati kekudusan Tuhan dan sakralnya sebuah upacara kuban atau peribadatan umat dan mengajarkan itu kepada umat, justru melakukan yang sebaliknya.
Sahabat Alkitab, bukankah hal seperti ini sering kita jumpai? Pemimpin rohani yang harusnya membawa umat beribadah berbalutkan kekudusan kepada Tuhan, justru mencemarkan nama-Nya. Mereka tidak mengajarkan umat menyembah kepada Tuhan, melainkan telah mengkultuskan dirinya sendiri dan menjadikan diri sebagai “berhala” baru. Bukan hanya para pemimpin rohanai, melainkan semua pemimpin dan kita pun sering tergoda untuk berbuat demikian. Tidak menghormati Tuhan dan melanggar kekudusan-Nya, dengan mencemarkan diri dengan keserakahan dan ketamakan. Merebut dengan paksa segala yang menjadi hak Tuhan, yaitu penghormatan, pujian-pujian, penyembahan, dan persembahan. Jika karena keserakahan hak Tuhan saja telah berani kita ambil, tidak mungkin tidak kita tidak mengambil hak sesama.
Selamat Pagi. Mari kita menjaga segala pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan kita agar selalu menghormati Tuhan, jauh dari keserakahan, agar hidup kita tidak mematikan orang lain.
Salam Alkitab Untuk Semua