Kita tidak bisa menolong tanpa memberi dan mengorbankan waktu, tenaga, materi, perhatian, pemikiran, dan cinta kita.
“Jauh panggang dari api”. Seperti itulah peribahasa yang menggambarkan apa yang terjadi atas orang Lewi itu dan rombongannya. Dia berpikir bahwa penduduk Gibea sebagai sesama orang Israel akan menolongnya tetapi ternyata tidak. Mereka justru menutup pintu rumahnya rapat-rapat, mereka telah melupakan firman ALLAH yang bahkan memerintahkan mereka untuk mengasihi orang asing (Im. 19:34; Ul. 10:18-19). Alasan mengapa orang Lewi itu mengatakan bahwa mereka tidak memerlukan apa-apa karena perbekalan mereka cukup, selain rumah untuk menumpang, adalah karena ketakutan orang Gibea akan kekurangan jika harus menolong dan memenuhi kebutuhannya.
Sahabat Alkitab, yang namanya memberi pertolongan pasti ada hal yang harus kita korbankan dalam diri kita untuk diberikan kepada orang lain. Sayangnya banyak orang yang takut menolong karena hal itu. Apalagi memang menurut hitung-hitungan matematis memberi pertolongan itu sama dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan apa yang kita miliki. Namun Tuhan memandang orang-orang demikian sebagai orang dursila (bdk. Ul. 15:7-9). Bukankah Alkitab mengajarkan kita bahwa memberi atau berkorban tidak akan membuat kita berkekurangan tetapi malah berkelimpahan? (Ams. 11:24; 28:27), dan bahwa apa yang kita lakukan buat orang yang kecil sama dengan kita melakukannya kepada Tuhan? (Mat. 25:40 bdk. Ibr. 13:2).
Selamat Beribadah. Muliakanlah Tuhan Allah kita dan janganlah menahan kebaikan kepada orang-orang yang patut untuk menerimanya.
Salam Alkitab Untuk Semua