title
Seperti terang tidak mungkin bersatu dengan gelap, begitupun dosa tidak dapat berdampingan dengan kekudusan.
"Hendaklah kamu suci, sebab Aku suci." Sebuah perintah yang disandingkan dengan kenyataan akan keberadaan Allah. Kepada umat pilihan-Nya, Allah memerintahkan mereka hidup dalam kekudusan (lih. Im. 11:44-45; 19:2). Perintah yang sama kembali diulang oleh Petrus kepada para pengikut jalan Tuhan yang tersebar di berbagai wilayah. Dalam keadaan yang begitu sulit mereka tetap diperintahkan untuk hidup dalam kekudusan. Inilah cara yang harus mereka lakukan ketika menyembah Allah yang kudus. Selain sebagai bentuk penyembahan, kekudusan hidup juga adalah bentuk ucapan syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan mereka dan juga merupakan bentuk kesaksian hidup di tengah-tengah dunia yang belum mengenal Kristus Yesus.
Sahabat Alkitab, tahukah Anda bahwa dalam sebuah pertemuan resmi ketika seseorang hendak bertemu dengan Presiden maka ia harus berpakaian sesuai dengan aturan atau instruksi yang telah ditetapkan, jika tidak maka dipastikan orang tersebut batal bertemu dengan presiden sebab ia dianggap tidak layak untuk itu. Jauh lebih lagi dengan kehidupan dan penyembahan kita kepada Allah. Siapakah yang dapat tahan berdiri dihadapan Allah yang kudus? Saat kita masih begitu menikmati dosa dan tidak ingin meninggalkannya, maka sia-sialah ibadah, doa, pujian, dan penyembahan yang kita naikkan kepada Allah. Allah tidak akan menerimanya. Pengorbanan Kristus telah menguduskan setiap orang yang menerima-Nya, inilah status kita dihadapan Allah. Namun kita juga diperintahkan untuk mengaktualisasikan kekudusan itu dalam hidup kita. Jadi status dan aktualisasi diri itu adalah dua hal yang harus berjalan bersamaan.
Selamat Beribadah. Marilah kita masuk ke rumah-Nya dengan menanggalkan segala beban dosa, lalu kita pulang dengan berpakaian kehidupan yang baru, yang kudus.
Salam Alkitab Untuk Semua