
Benarlah firman yang berkata, “Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.”
Hanya enam tahun lamanya Yefta memimpin orang Israel, waktu yang terbilang cukup singkat. Setelah itu tidak ada penjelasan apa pun tentang hidupnya, selain catatan yang sangat singkat tentang kematiannya. Ia dimakamkan di kampung halamannya di kota Mispa di Gilead.
Sahabat Alkitab, kita sama-sama tahu seberapapun hebatnya seseorang dalam pandangan dunia ini namun tidak ada seorang pun yang berdaya saat menghadapi maut. Kekayaan tidak dapat membeli hidup, begitu juga kekuatan serta keperkasaan tidak dapat mengusir kematian. Jika sudah waktunya tiba, maka ia datang dengan atau tanpa peringatan. Bukan tanpa alasan firman Tuhan berkata (Pengkhotbah 7:2, BIMK), “Lebih baik pergi ke rumah duka daripada ke tempat pesta.” Sebab di situlah kita akan melihat betapa terlalu berharga dan berartinya kehidupan yang Tuhan berikan untuk disia-siakan. Itu akan menyadarkan kita untuk hidup dengan lebih baik dan lebih berkualitas lagi. Sebab hidup bukan tentang berapa lama tapi tentang apa yang sudah kita kerjakan bagi Tuhan dan bagi sesama dan seberapa berkualitas semuanya itu. Dan suatu saat kita semua akan menuju tempat yang sama, yaitu berdiri di hadapan takhta pengadilan Tuhan, yang mana kematian adalah pintunya.
Selamat Pagi. Jika hari ini masih ada kesempatan buat kita untuk hidup maka berkaryalah dengan semua talenta yang Tuhan berikan dengan sebaik mungkin, dan marilah kita hidup dengan bijak menurut firman-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua