Kemarahan ibaratnya seperti letusan gunung api yang tidak seorangpun dapat menghentikannya sebelum ia mengeluarkan semua magmanya. Setelah itu barulah ia sadar bahwa semuanya telah hancur menjadi abu.
Kisah ini dimulai dengan sebuah pernyataan yang diulang, bahwa pada masa itu Israel belum mempunyai raja, [setiap orang melakukan apa yang dianggapnya benar] (bdk. 17:6). Seorang Lewi dengan selirnya yang berasal dari Bethlehem Yehuda. Wanita itu marah lalu pulang ke rumah ayahnya, empat bulan lamanya ia ada di sana sebelum orang Lewi itu datang menjemputnya. Alkitab tidak memberi penjelasan tentang penyebab kemarahannya, tetapi dengan posisinya sebagai seorang selir maka kemungkinan adalah karena kecemburuan entah karena perbedaan kasih yang diterimanya dari orang Lewi tersebut atau perlakuan buruk dari istri sah (bdk. Kej. 16:6). Kemarahannya ini akan menjadi jalan bagi tejadinya sebuah kehancuran yang sangat besar.
Sahabat Alkitab, ada banyak hal yang menjadi penyebab seseorang menjadi marah, mulai dari hal yang sepele sampai pada hal yang sangat serius. Namun yang membuat kemarahan itu menjadi tidak terkendali adalah karena ketidakmampuan untuk mengendalikan diri, tidak sabar. Kita yang tidak memiliki self management yang baik akan sangat mudah sekali tenggelam dalam kemarahan. Kemarahan yang telah tersimpan begitu lama juga dapat membuat ledakan kemarahan yang tidak terkendali. Kita adalah murid Kristus yang harus selalu dapat sabar, sabar seorang terhadap yang lain, sabar menderita, sabar menanggung celaan karena Kristus. Itulah cara kita untuk mengasihi sesama dan menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh pengikut Kristus.
Selamat Pagi. Mintalah kepada Tuhan hati yang sabar agar tidak terjebak dalam kemarahan yang tak terkendali.
Salam Alkitab Untuk Semua