
Yang kita perlu adalah kepekaan akan suara Tuhan, sebab dengan berbagai banyak cara Allah memberitahukan rencana-Nya kepada kita.
Melalui Nabi Amos, Allah memberitahukan rencana-Nya untuk menghukum bangsa-bangsa yang berdosa kepada-Nya termasuk Yehuda dan Israel. Jarak antara nubuat dan penggenapannya bisa berlangsung puluhan hingga ratusan tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada segenap bangsa untuk berbalik kepada Tuhan dengan bertobat dan meninggalkan segala kebobrokan moral yang mereka lakukan.
Sahabat Alkitab, sejak semula kita mengenal Allah sebagai Allah yang begitu dekat dengan umat-Nya dan yang berkomunikasi dengan mereka. Ini adalah satu anugerah yang harusnya kita syukuri. Jika di zaman dahulu Allah berbicara kepada dan melalui para nabi, imam, dan raja-raja, hari ini Allah berbicara kepada setiap umat-Nya, kepada pribadi kita masing-masing, melalui firman-Nya, melalui suara hati, melalui orang-orang sekitar, melalui alam, dan lain sebagainya. Tetapi apakah kita peka dengan itu? Dan ketika kita tahu bahwa suara itu berasal dari Allah, apakah kita mau mengindahkannya? Ataukah menjadi tidak peduli seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel? Jika Allah telah berbaik hati kepada kita dengan memberitahukan rencana-Nya bagi kita dan bagi banyak orang, layakkah jika kita menahan dan mendiamkannya?
Selamat Pagi. Bukan hanya menjadi pendengar saja, tetapi menjadi pelaku firman, itulah yang Tuhan kehendaki ‘tuk kita lakukan.
Salam Alkitab Untuk Semua