Sama seperti kita bangga ketika memperkenalkan asal suku dan marga dalam setiap perjumpaan, maka sudah selayaknya kita lebih bangga lagi memperkenalkan diri sebagai anak, murid, dan atau pengikut Kristus.
Mengawali suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus memberi penegasan akan siapa dirinya. Yaitu rasul yang diangkat bukan dengan perantaraan atau oleh manusia melainkan langsung oleh Yesus Kristus dan Allah Bapa. Paulus ingin menunjukkan kesetaraan posisinya dengan para rasul yang diangkat oleh Yesus semasa Dia melayani di dunia. Otoritas ini penting disampaikan oleh Paulus karena menyangkut ajaran yang pernah diberikannya kepada jemaat di Galatia dan penegasan kembali dalam suratnya agar mereka tidak meragukannya dan kebenaran pengajarannya.
Sahabat Alkitab, kita hidup dan bergaul di tengah-tengah masyarakat yang sangat plural. Tentu kita membawa serta “identitas” yang melekat dalam diri kita masing-masing. Apa yang kita tampilkan akan menjadi cara orang-orang untuk mengenali identitas tersebut. Sebagai contoh; saat kita mendengar seseorang yang berbicara dengan sangat cepat maka kita akan mengidentifikasinya sebagai orang yang berasal dari wilayah Indonesia bagian Timur, entah Papua atau Ambon, sementara yang berbicara dengan suara pelan dan agak lambat maka kita mengidentifikasinya sebagai orang yang berasal dari wilayah Indonesia bagian barat, secara khusus pulau Jawa. Begitu juga dengan warna kulit, bentuk rambut, dan banyak lainnya. Satu yang paling penting adalah memperkenalkan identitas rohani kita kepada sebanyak mungkin orang, kita sebagai anak dan umat tebusan Kristus. Untuk memperkenalkan itu kita harus membawa gaya hidup Kristus yang penuh kasih, juga kekudusan hidup sebagai orang yang telah ditebus dan diselamatkan.
Selamat Pagi. Siapa Kita? Anak Tuhan. Bagaimana kita? Kudus dan penuh cinta.
Salam Alkitab Untuk Semua