Orang-orang akan mengenal kita sebagai pengikut Kristus jika dalam hidup kita penuh kasih dan penuh pengampunan kepada semua orang termasuk mereka yang telah melukai kita.
Dalam setiap hukuman yang Allah jatuhkan kepada orang Israel tersirat keinginan-Nya agar mereka bertobat dan berbalik kembali kepada Allah. Ini dapat kita lihat dari kalimat, “Namun demikian kamu tidak juga kembali kepadaku…, meskipun begitu, kamu tidak juga kembali kepada-Ku…” Terlihat bahwa dibalik hukuman yang begitu keras itu ada hamparan kasih Allah yang begitu luasnya, Allah menghendaki Israel akan berada di sana. Namun kedegilan hati Israel membuat mereka harus masuk dulu ke dapur pemurnian yang tidak akan pernah menyenangkan bagi mereka.
Sahabat Alkitab, dalam keadilan Allah ternyata kasih-Nya yang terus mengalir bagi anak-anak-Nya. Ia tidak menghukum dengan membangkit-bangkit, tetapi dalam hangat amarah-Nya kita merasakan kesejukan kasih dan pengampunan-Nya. Allah mau kita pun demikian. Dalam kemarahan kita kepada sesama, Allah menghendaki kita segera untuk berdamai dan melupakannya sebelum hari berganti dan sebelum kita menaikkan kurban syukur bagi-Nya. Allah mau dalam panasnya dendam yang terus membara di dada, kita belajar untuk mengampuni 70 kali 7 kali. Ini adalah suatu keharusan dan bukan pilihan, sebabnya adalah karena kita telah menerima hal yang sama dari Allah, jauh sebelum kita menyadari kesalahan dan dosa kita, dan jauh sebelum mulut kita meminta pengampunan dan belas kasih-Nya. Adilkah jika apa yang pernah kita terima dari Allah tidak mau kita berikan kepada orang lain?
Selamat Pagi. Marilah kita berbagi kasih kepada sesama dan melepaskan pengampunan kepada mereka yang pernah bersalah kepada kita. Lakukan hari ini, jangan menunda! Sebab di hari esok belum tentu kita ada di sana.
Salam Alkitab Untuk Semua