Sekali dayung, dua , tiga pulau terlampaui, kata pepatah itu tepat untuk menggambarkan aktivitas Sekretaris Umum LAI di Jawa Tengah sepanjang hari pada rabu, 18 April 2018. Di mana di tanggal tersebut pada pukul 13.00 telah ditandatangani Nota Kesepakatan – MOU antara Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang wakili oleh Sigit Triyono, selaku Sekum LAI, dengan Ketua Sinode Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Pdt. Paulus Sugeng di Kantor Sinode GKMI, Semarang.
Adapun butir kesepakatan kerjasama kemitraan tersebut meliputi bidang-bidang penerjemahan, penerbitan, penyebaran, dan penggalangan dukungan. Dalam kesempatan tersebut LAI memberikan terbitan terbarunya Alkitab Hidup Sejahtera Berkeadilan yang diserahkan langsung oleh Bp. Sigit Triyono dan diterima langsung oleh Pdt. Paulus Sugeng. Buah tanda mata tersebut biarlah menjadi bentuk lain dari perwujudan dukungan GKMI untuk mendukung gerakan Alkitab Untuk Semua, khususnya dalam menyebarkan Alkitab ke seluruh pelosok nusantara.
Selepas penandatangan tersebut Tim LAI yang terdiri dari Sekum LAI, Saefudin, Kadep Penyebaran & Pemasaran LAI, dan staf promosi melanjutkan perjalanan dari Semarang ke Salatiga untuk melakukan pertemuan dan penandatanganan Nota Kesepakatan Kerjasama Kemitraan dengan pimpinan Sinode Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) di Kantor Pusat Sinode GKJTU.
Sama seperti penandatangan MOU sebelumnya dengan GKMI, pada penandatangan tersebut Pengurus LAI diwakili oleh Sigit Triyono, Sekretaris Umum LAI, sedangkan dari Sinode GKJTU langsung diwakili oleh Ketua Sinode GKJTU, Pdt. Heru Purwanta. Penandatangan Nota Kesepakatan tersebut dilakukan sekitar pukul 19.30 WIB.
Sebenarnya kerjasama LAI dengan GKJTU sudah berjalan cukup lama, khususnya di bidang penerjemahan Alkitab. Saat ini LAI dengan gereja-gereja berbahasa Jawa sedang melakukan proyek revisi Kitab Suci bahasa Jawa. Salah satu sinode gereja yang terlibat adalah GKJTU, bahkan Pdt. Daniel Iswanto (GKJTU) bertindak selaku ketua Tim Perevisi Kitab Suci bahasa Jawa. Selain itu kerjasama dalam bidang-bidang lainnya dapat terus diperbaharui, sehingga MOU bukan jadi sekadar macan kertas tetapi menjadi berkat bagi kehidupan bergereja dan berjemaat.
Proses penandatangan kedua MOU antara LAI dengan Sinode gereja tersebut akan diikuti dengan MOU-MOU berikutnya, baik dengan Sinode Gereja/Keuskupan maupun dengan Yayasan/Lembaga/Pemerintah, karena sejatinya jika ingin Firman Tuhan hadir untuk setiap orang, maka kehadiran LAI harus bisa dirasakan oleh setiap insan. Untuk itu lewat gerakan Alkitab Untuk Semua sebenarnya LAI ingin menyapa dan menjalin kemitraan yang saling bersinergi dengan semua pihak, termasuk Sinode Gereja.
Salam Alkitab Untuk Semua. []