Hari ini 05/10/18 saya diberi kesempatan untuk membawakan sharing Firman Tuhan sekaligus presentasi layanan LAI di hadapan 22 Hamba Tuhan (Pendeta dan Pastor) dalam acara Persekutuan Oikumene (POUK) di Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong. Acara ini adalah acara mingguan di setiap hari Jumat siang. Saya berada di Hong Kong tapi serasa berada di Jakarta karena semua yang hadir bersama-sama menyanyi, berdoa, berdiskusi dan ada canda ria dalam bahasa Indonesia.
Menurut keterangan Pengurus POUK di Hong Kong, ada 16-18 denominasi Gereja termasuk Gereja Katolik di Hongkong yang semuanya melayani Buruh Migran Indonesia (BMI). Belum ada data resmi berapa banyak jumlah BMI Kristen dan Katolik di Hong Kong. Kalau masing-masing denominasi Gereja memiliki anggota yang dilayani 200 orang, maka kurang lebih ada 3.600 orang Kristen di Hong Kong. Ini jumlah yang sangat pesimis mengingat jumlah keseluruhan BMI di Hong Kong ada sekira 170.000 orang.
Dalam sharing dan presentasi siang tadi saya mengungkapkan tentang tugas-tugas utama LAI yang kesemuanya mengerucut kepada membantu tugas dan panggilan Gereja-gereja (dalam arti individu dan lembaga). Secara khusus bantuan yang berhubungan dengan Alkitab untuk memperkuat Persekutuan, Pelayanan dan Kesaksian Gereja-gereja sampai ke ujung bumi. Untuk dapat membantu Gereja-gereja, LAI membutuhkan bantuan dari umat percaya dalam bentuk menDoakan, meWartakan, dan menDonasikan (DWD) berkat-berkatNya di dalam gerakan Sejuta Mitra LAI.
Sambutan para hamba Tuhan begitu luar biasa. Mereka akan menindaklanjuti dengan rapat bersama menyusun program tahun 2019 dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan sinergi bersama LAI. Banyak kebutuhan di bidang “Bible Engagement” dan “Bible Ministry” di Hong Kong yang bisa dikerjasamakan dengan LAI.
Pergumulan para BMI Kristen adalah banyak yang pergi bekerja ke Hong Kong tanpa pembekalan khusus dari Gerejanya. Rata-rata mereka bekerja dikontrak 2-3 tahun dan setelah itu banyak yang kembali ke Indonesia. Namun ada banyak juga yang diperpanjang kontraknya beberapa kali karena majikannya cocok. Kebanyakan BMI bekerja mengurus para orang tua dan rumah tangga di Hong Kong. Kebebasan beragama di Hong Kong sangat terjamin sehingga bagi yang Kristen dan Katolik diberi waktu untuk pergi ke Gereja.
Sebenarnya ada sekira 30.000 penduduk Indonesia non BMI yang sudah tinggal dan menetap di Hong Kong. Mereka sudah sangat mapan kehidupannya, bagi yang Kristen dan Katolik mereka berjemaat di Gereja-gereja lokal. Ada banyak juga para mahasiswa Kristen dan Katolik Indonesia yang studi di berbagai Universitas Hong Kong. Sayangnya semangat melayani dan berskasi para “orang Kristen mapan” ini kepada BMI kurang dirasakan eksistensinya.
Di Lembaga Alkitab Hong Kong ada Departemen yang khusus melayani bidang “Bible Minsitry”, namun khusus ditujukan kepada penduduk di “China Mainland.” Mereka terkejut saat saya berceritera ada ribuan orang Kristen Indonesia di Hong Kong yang membutuhkan pelayanan khusus. Ada buku portion terbitan Lembaga Alkitab Hong Kong berbahasa Indonesia yang stoknya masih ribuan jumlahnya yang akhirnya ditawarkan untuk disebarkan ke BMI. Puji Tuhan.
Mensinergikan semua potensi lembaga Kristen yang memiliki tugas yang sama dalam pelayanan dan kesaksian bagi seluruh umat di Hong Kong sangatlah mendesak. LAI akan menggandeng Lembaga Alkitab Hong Kong, Persekutuan Oikumene Hong Kong, Jemaat-jemaat di Hong Kong, karyawan Kristen di KJRI Hong Kong, Persekutuan Kristen Antar Universitas, dan berbagai lembaga lain serta para dermawan di Jakarta untuk berarak-arakan bersama dalam pelayanan dan kesaksian di Hong Kong.
Hari ini adalah momentum untuk memulai sinergitas LAI dengan semua Mitra di Hong Kong. Tuhan akan menolong anak-anakNya yang giat melayaniNya melalui pelayanan terhadap semua umat sampai ke ujung bumi. Amin. Salam Alkitab Untuk Semua.[]
Sigit Triyono (Sekum LAI)