Apa yang telah dimulai oleh Tuhan maka akan diselesaikan-Nya juga. Tunggulah dan bersabarlah hingga waktu-Nya tiba.
Cerita dipersingkat. Paulus akhirnya dapat berlayar menuju Roma, tempat yang telah ditentukan oleh Tuhan di mana Paulus akan bersaksi tentang Kristus di sana. Perjalanan kali ini terlihat lebih ringan dari sebelumnya. Perwira pasukan yang bernama Yulius sangat bersahaja dan berbaik hati kepada Paulus. Ia bahkan diizinkan untuk bertemu dengan kawan-kawannya di Sidon agar mendapatkan tambahan perbekalan. Dari situ kemudian ia berlayar lagi hingga berpapasan dengan kapal yang akan menuju ke Italia. Roma telah menanti kedatangannya.
Sahabat Alkitab, satu-persatu dari rencana Tuhan terwujud dalam diri Paulus, harapan yang telah Tuhan taruh dalam hatinya perlahan namun pasti segera tergenapi. Bukankah itu juga yang terjadi dalam kehidupan kita? Bentuknya sudah jelas berbeda tiap-tiap orang, namun kebenaran inilah yang harus selalu kita pegang; Ketika harapan yang timbul dalam diri kita itu bersesuaian dengan kehendak Allah, maka Ia pasti akan mewujudkannya. Itu bisa berarti hari ini, besok, lusa, atau kapan saja Ia kehendaki. Karena itu jangan pernah berhenti berharap, tetaplah berdoa dan bersyukurlah seolah-olah kita sudah menerimanya, karena kita akan menerimanya.
Selamat Pagi. Mari menjalani hari-hari yang penuh dengan tantangan ini dengan penuh harapan kepada Tuhan, sebab Ia yang berjanji adalah setia.
Inilah keadaan kita, bahwa kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok, baik kesukaannya maupun kesusahannya. Kita terbatas namun Allah tidak.
Penderitaan Paulus nampaknya belum akan berakhir, berada dalam penjagaan Roma memang membuat dia aman dari rencana jahat orang Yahudi, tetapi itu juga berarti ia harus tetap berada dalam tahanan, sambil menunggu perkaranya diperiksa oleh Gubernur dan para pengadunya datang. Bagi Paulus apa yang akan terjadi dalam hidupnya masih terlihat gelap, ia tidak tahu sampai kapan ia akan berada dalam penjara dan kapan ia akan menjadi saksi Kristus di Roma.
Sahabat Alkitab, tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita besok sebab itu adalah misteri ilahi. Kita hanya dapat melihat bayang-bayang namun itu pun tidak begitu jelas. Kita bisa mempersiapkan segala sesuatu dengan sangat baik hari ini, namun besok semua bisa berubah seketika saja dan persiapan kita menjadi seolah tidak ada artinya. Tidak hanya Paulus, kita pun juga diperhadapkan dengan tantangan hidup yang berat dan tidak tahu kapan berakhirnya, namun kita diajarkan untuk selalu berharap kepada Allah. Apa yang menjadi rahasia-Nya biarlah itu tetap menjadi misteri bagi kita, sebab inilah seni hidup beriman itu.
Selamat Pagi. Mari sambutlah hari ini dengan sukacita yang baru, tetap semangat dan terus antusias, sebab Allah akan selalu beserta dengan kita, dan Roh Kudus akan memberikan penghiburan.
Aku baru bergabung menjadi bagian dari dua belas murid terdekat Tuhan, ya namaku Matias. Aku dipilih menggantikan posisi Yudas, murid yang telah menjual Tuhan dengan 30 keping perak, dan ia sendiri telah mati dengan cara yang sangat mengenaskan. Aku dan Yusuf dipilih karena dinilai sebagai orang yang telah setia mengikut Tuhan, yaitu sejak Tuhan dibaptis hingga Ia terangkat ke sorga. Dan namakulah yang kena undi, suatu cara yang biasa kami gunakan untuk mengetahui kehendak Allah.
Aku ingat kira-kira tiga tahun lalu, saat Tuhan dibaptis oleh Yohanes aku ada di situ menyaksikannya. Dan sejak saat itu aku sangat tertarik untuk mengikuti-Nya. Aku melihat ketika Yohanes telah membaptisnya, ada seekor burung merpati yang terbang di atas kepala-Nya dan terdengar suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Sejak hari di mana aku terpilih, aku sadar bahwa hari-hari esok yang akan aku jalani akan menjadi hari-hari yang berbeda bagiku. Aku tidak tahu pasti apa yang akan terjadi, namun yang aku yakini adalah itu pasti suatu hal yang sangat luar biasa.
Hari itu ketika hari raya panen telah tiba, hari yang kelima puluh setelah Paskah atau yang kami sebut sebagai Hari Pentakosta, kami seluruh umat Yahudi datang berkumpul di Yerusalem. Hari itu juga tepat lima puluh hari setelah Tuhan mati di kayu salib. Namun kami tidak turut bergabung dalam kemeriahan pesta saat itu, aku dan para murid lainnya berkumpul dalam satu rumah untuk menantikan kuasa yang Tuhan janjikan. Dalam ruangan itu kami memuji-muji Allah atas segala yang telah Dia buat dan yang telah kami saksikan sendiri dalam diri Tuhan Yesus, Anak Allah Yang Maha Tinggi
Di saat kami tengah menaikkan puji-pujian kepada Allah, terdengar suatu bunyi yang sangat hebat seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah. “Bunyi apa itu? Apakah rumah ini akan roboh?” Aku sangat ketakutan saat itu, lalu kulihat lidah-lidah seperti nyala api bertebaran menjalar ke mana-mana lalu hinggap kepada setiap kami masing-masing. Aku tahu inilah tanda dari Roh Kudus yang telah Tuhan janjikan itu. Kami begitu dipenuhi oleh Roh Allah itu sehingga kami masing-masing berbicara dalam bahasa-bahasa lain seperti yang Roh itu berikan kepada kami. Aku mendengar dari antara kami ada yang berbahasa Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Roma,Kreta, dan Arab.
Seperti yang telah aku bayangkan sebelumnya, hari-hari kami tidak akan sama lagi. Sejak saat itu, dan dari semua yang telah kami lihat dan alami sendiri, hati kami begitu dipenuhi dengan semangat yang berkobar-kobar untuk memberitakan tentang Injil Tuhan ke seluruh penjuru dunia. Tidak ada ketakutan kali ini, yang ada adalah mulut yang tidak pernah berhenti untuk memberitakan Kristus dan sukacita yang begitu besar bagi kami, bahkan ketika harus berhadap-hadapan dengan maut sekalipun.
Roh Allah, Roh yang Maha Kudus itu telah, sedang dan akan terus menyertai kami hingga akhirnya nanti. Dialah yang menuntun kami dalam setiap perjalanan, memperingatkan kami akan bahaya, melindungi dan menghiburkan ketika kami ada dalam bahaya, dan yang juga menginsafkan kami ketika kami lemah. Roh yang sama itulah yang akan terus menyertai semua orang yang percaya kepada Anak Allah, dan yang menerima-Nya sebagai Tuhan dan satu-satunya Juruselamat dalam kehidupannya.
Aku, Matias, mengucapkan selamat merayakan Hari Pentakosta kepada seluruh orang percaya di seluruh dunia.
Tidak ada satupun di dunia ini yang akan kita bawa saat berhadapan dengan Tuhan, selain dari iman kepada Anak Allah. Karena itu jangan terlalu mengejar isi dunia, apalagi mengandalkannya. Itu sia-sia.
Rupanya alasan dari pihak komandan pasukan untuk menyelamatkan Paulus adalah karena ia mendengar bahwa Paulus adalah warga negara Roma. Namun ada alasan lain di balik alasan komandan Roma tersebut yaitu alasan yang datangnya dari pihak Allah. Ya, Tuhan Yesus ingin memakai Paulus untuk menjadi saksi-Nya juga di Roma. Menjadi warga negara Roma saat itu memang merupakan suatu kebanggaan, karena ada hak-hak spesial yang dimiliki, tentu ada kewajibannya juga.
Sahabat Alkitab, kita tidak dapat menyangkali bahwa pangkat, jabatan, dan uang memang sangat berpengaruh dalam kehidupan di dunia. Memiliki salah satunya saja sudah bisa menjadikan seseorang begitu terhormat dan berpengaruh dalam pandangan manusia. Memilikinya seperti sudah dapat berbuat apa saja. Karena itu begitu banyak manusia yang mengejarnya seolah-olah mereka akan memiliki itu selamanya. Mereka lupa bahwa jika itu semua mereka miliki maka Tuhanlah yang memberikannya, dan jika Tuhan yang memberikan maka itu dimaksudkan untuk mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya di dunia ini. Setelah itu kita akan meninggalkannya saat napas hidup kita telah berakhir. Apakah saat itu Paulus juga menganggap kewarganegaraan Roma yang dimilikinya sebagai sesuatu yang sangat berharga? Dalam Filipi 3:7-8 menjelaskan sikap Paulus.
Selamat Beribadah. “Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu.” (Matius 6:33, BIMK)
Jika dulu Tuhan memakai burung gagak untuk memberi makan Elia, maka sekarang Tuhan juga bisa memakai siapa saja untuk menolong kita.
Tidak ada hubungan kekeluargaan atau pun persahabatan antara Paulus dan komandan pasukan yang menangkapnya. Namun komandan itu dengan serta merta memerintahkan dua orang perwiranya untuk membawa Paulus sampai kepada Gubernur Feliks dengan selamat. Tidak tanggung-tanggung, dua ratus prajurit, tujuh puluh tentara berkuda, dan dua ratus tentara bertombak dikerahkannya untuk melindungi perjalanan Paulus, seorang yang ia tangkap karena dianggap membuat keonaran di kota. Tidak kurang dari total empat ratus tujuh puluh tentara terlatih untuk melindungi Paulus dari rencana serangan lebih dari empat puluh orang Yahudi.
Sahabat Alkitab, sungguh ajaib dan tidak terduga cara Allah dalam menolong orang yang dikasihi-Nya. Apa yang tidak pernah dilihat atau didengar oleh manusia, dan tidak pernah pula timbul dalam pikiran manusia, begitulah datangnya pertolongan Allah kita. Waktu-Nya pun selalu tepat. Ia bisa memberikan pertolongan melalui kerabat, namun juga dapat melalui mereka yang sama sekali tidak pernah kita kenal sebelumnya. Allah sanggup untuk membuat kita terpukau dan terpesona dengan cara-Nya bekerja sehingga kita akan berkata, “Sungguh besar Kau Allahku.”
Selamat Pagi. Tiada yang mustahil bagi Tuhan, tiada yang terlalu sulit bagi-Nya, karena itu bersyukurlah dan berharaplah selalu kepada-Nya, Penolong yang satu-satunya itu.
Keberanian memang selalu menuntun kita untuk terus maju ke depan bahkan sekalipun menghadapi hamparan onak, namun hikmat menolong kita untuk menemukan jalan terbaik.
Setelah menerima perintah baru dari Tuhan, Paulus tahu sekarang bahwa waktunya masih panjang dan tidak akan berakhir di Yerusalem. Roma telah menantikan kesaksiannya karena itu ia harus ke sana. Jika sebelumnya kita melihat Paulus yang begitu berani berjalan menemui “kematiannya” karena tidak mengindahkan nasehat Agabus dan jemaat lainnya untuk tidak ke Yerusalem (bnd. 21:4, 10-14), kali ini Paulus lebih bijaksana untuk tidak lagi menantang maut. Ia meminta anak saudara perempuannya itu untuk melaporkan perihal rencana jahat orang Yahudi terhadapnya. Tujuannya adalah agar ia beroleh perlindungan sehingga dapat melaksanakan tugasnya di Roma.
Sahabat Alkitab, mungkin saja kita pernah mengalami situasi seperti yang dialami Paulus, ingin menghadapi sesuatu karena kita berada pada posisi yang benar tapi kemungkinan bisa berdampak buruk terhadap diri sendiri dan orang lain, atau berpikir untuk menghindarinya dengan berbagai pertimbangan yang bisa saja itu yang terbaik. Di sinilah keberanian yang kita miliki perlu disatukan dengan hikmat yang dari Allah, sehingga memberikan hasil akhir yang terbaik. Tuhan ingin kita menyatakan kebenaran dengan berani di tengah dunia namun tetap dilakukan dalam pimpinan-Nya, agar jangan apa yang kita anggap benar ternyata bukan bagian dari kehendak Tuhan.
Selamat Pagi. Teruslah lakukan hal-hal yang benar dengan berani sambil tetap mohon pimpinan Tuhan.
Tuhan tahu kita punya batas kekuatan, oleh karenanya Ia datang dengan memberi keyakinan yang menguatkan kita kembali.
Menghadapi rentetan kejadian yang begitu berat, bisa saja membuat Paulus mengalami kelelahan fisik maupun psikis. Belum lagi luka-luka yang ia derita akibat pukulan demi pukulan yang diarahkan kepadanya, sudah barang tentu membuatnya begitu kesakitan. Siapakah yang dapat tahan dengan semuanya itu? Tuhan tahu betul pergumulan yang dialami Paulus, karena itu Tuhan datang kepadanya untuk memberikan kekuatan yang baru dan perintah baru. Tuhan berkata, “Kuatkan hatimu! Engkau sudah memberi kesaksianmu mengenai Aku di Yerusalem. Engkau nanti harus memberi kesaksian itu di Roma juga.” Pernyataan dan perintah ini menunjukkan bahwa Tuhan membenarkan, menyetujui, mengapresiasi kesaksian Paulus di Yerusalem, menguatkannya lalu memerintahkan untuk melakukannya lagi. Apa yang pernah dinyatakan Paulus bahwa ia benar dan memiliki hati nurani yang murni di hadapan Allah telah dikonfirmasi oleh Tuhan Yesus.
Sahabat Alkitab, hidup itu memang berat bahkan untuk orang yang melakukan kebenaran sekalipun. Orang mungkin tidak suka dengan itu, lalu dengan berbagai cara mereka mencoba untuk melemahkan kita. Tetapi syukur kepada Allah, dari pengalaman Paulus ini kitavtahu bahwa Allah akan selalu hadir untuk memberikan kita kekuatan yang baru dan semangat yang baru untuk tetap dan terus mengerjakan apa yang sudah kita kerjakan dalam kebenaran.
Selamat Pagi. Mari yakinkan dalam diri kita masing-masing, bahwa dalam setiap tindakan benar yang kita buat, Allah hadir di situ menyetujui, merestui, dan memberikan kekuatan bagi kita.
Pertolongan Tuhan tidak pernah datang terlambat, ketika itu datang maka amanlah dan selamatlah kita.
Posisi Paulus begitu sulit saat itu, ia diperhadapkan kepada Mahkamah Agama dengan tidak ada satu orang pun pembelanya. Pengalaman seperti ini bukan yang pertama bagi Paulus, sudah begitu banyak ia mengalami masa-masa sulit karena Injil yang diberitakannya, dan sepanjang pengalaman itu, ia tidak pernah melihat Allah begitu jauh darinya. Ini terlihat dari pertolongan Allah yang selalu datang tepat pada waktu-Nya, terbukti di hari itu. Saat diperhadapkan dengan banyak tuduhan, ia mengajukan satu pembelaan yang kemudian justru menjadi “senjata” baginya untuk menghadapi sidang itu. Ketika mengungkapkan identitas sebagai seorang farisi dan kepercayaannya terhadap kebangkitan orang mati, Paulus yang tadinya tidak memiliki seorang pembela pun kini justru dibela begitu banyak orang.
Sahabat Alkitab, siapakah yang sanggup untuk membolak-balikkan keadaan seperti pengalaman Paulus selain dari pada Allah? Dalam situasi yang sulit itu, Allah tidak meninggalkan Paulus, Dia hadir dalam hikmat dan dalam pembelaan orang banyak. Allah dapat bekerja di dalam siapa saja dan terhadap situasi apa saja untuk menyatakan pertolongan-Nya bagi kita yang mengharapkannya. Allah juga mampu untuk mengubah tuduhan yang diarahkan kepada kita menjadi senjata yang justru menguatkan dan melindungi kita.
Selamat Pagi. Jangan pernah menjadi kecut hati hanya karena berat dan besarnya beban dan masalah yang kita hadapi, berharaplah kepada Allah dan nantikanlah pertolongan-Nya.
Kita hidup di atas keyakinan. Ini yang memberi kita kekuatan untuk bertindak benar sebab kita yakin bahwa Allah dipihak kita.
Dalam pembelaannya di depan Mahkamah Agama, Paulus mengatakan bahwa sampai pada hari di mana dia berdiri, ia mempunyai keyakinan bahwa hati nuraninya bersih di hadapan Allah. Ia yakin bahwa ia tidak bersalah atas keyakinannya dan atas ajaran yang ia beritakan. Keyakinan Paulus bukan tanpa alasan, sebab Yesus sendirilah yang mengaruniakan semua itu kepadanya, dan juga dari begitu banyak pengalaman yang telah ia lalui selama memberitakan Injil Kristus.
Sahabat Alkitab, boleh saja kita yakin atas apa yang kita pikirkan, atas apa yang kita katakan, dan atas apa yang kita lakukan asalkan kita benar-benar menyadari dan tahu betul-betul bawa semuanya itu berasal dari Allah. Bagaimana cara menyelidikinya? Sudah tentu dari firman Tuhan dan dari buah yang dihasilkannya. Jika buahnya sudah seturut dengan firman Tuhan maka keyakinan kita memiliki dasar yang kuat, namun jika buahnya tidak sesuai dengan firman Tuhan atau tidak berbuah sama sekali berarti kita sedang bediri di atas sebuah keyakinan yang keliru, cepat-cepatlah angkat kaki dari situ. Hati nurani hanya bisa diandalkan jika kita memiliki hidup yang bergaul karib dengan Allah.
Selamat Pagi. Sebuah keyakinan yang berdiri di atas kebenaran firman Tuhan, tidak akan pernah goyah dan beranjak sekalipun ada seribu orang yang menyerangnya. Karena Tuhan yang akan menjadi pembelanya.
Yakin bahwa Allah memilih kita, yakin bahwa kita diselamatkan, yakin bahwa kita masuk surga, dan seribu keyakinan lainnya.
Ketenangan hati menjernihkan pikiran, dan dari pikiran yang jernih akan keluar perkataan dan tindakan yang benar.
Keadaan ini tentu bukan hal yang mengejutkan bagi Paulus. Sebagai seorang farisi yang pernah begitu membenci Kristus, ia sudah bisa memprediksi apa reaksi yang akan timbul dari setiap perkataannya. Walaupun demikian ia tetap melakukannya, bukan karena tidak berhikmat, tetapi karena kepercayaannya kepada Allah yang begitu besar. Inilah yang membuat Paulus begitu tenang dan melakukannya bukan dengan hikmatnya sendiri tetapi hikmat yang dari Allah. Saat ia hendak di dera oleh para tentara Roma, ia masih mampu untuk menyatakan haknya. Dalam ayat 25 sesungguhnya ia ingin berkata, “Saya adalah warga negara Roma, Anda tidak berhak untuk menghukum saya tanpa proses peradilan. Saya bisa menuntut Anda.”
Sahabat Alkitab, situasi-situasi sulit dan genting bisa membuat kita begitu kacau, kalut, sampai melakukan tindakan yang tidak lagi terkontrol. Jika sudah seperti itu maka mudah sekali bagi orang-orang atau si jahat untuk menghancurkan iman dan hidup kita. Tetapi syukur kepada Allah, dalam situasi yang begitu tidak pasti di mana badai kehidupan melanda, kita diberikannya pegangan dan sandaran yang aman dan pasti. Jika kita berseru dalam nama-Nya, Allah akan hadir memberikan ketenangan batin dan pertolongan bagi kita. Allah akan menghantarkan kita berlayar melewati badai-badai itu hingga kita dapat sampai ke tepian dengan selamat. Di sana kita akan melihat bahwa Tuhanlah satu-satunya tempat perlindungan yang aman.
Selamat Beribadah. Bersandarlah kepada Tuhan, dan bukan kepada pengertian kita sendiri. Allah dalam hikmat-Nya yang akan membela kita dalam segala perkara. Memampukan kita untuk berpikir, berkata dan bertindak benar dalam situasi yang sulit.