“Yesus datang ke dalam dunia untuk menebus manusia yang berdosa, yaitu mereka yang percaya kepada-Nya. Sungguh menyenangkan menjadi seorang Kristen, hanya dengan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan maka surga sudah pasti menjadi milik kita, yah ditambah dengan ke gereja dan mengikuti semua hari raya gerejawi, sukacita surga terasa sudah begitu lengkap kita miliki. Cukup dengan percaya saja, dan dosapun hilanglah, selanjutnya terserah Anda.”
“Missing Truth”, kata ini begitu tepat menggambarkan pemahaman dan keyakinan kita akan apa yang kita percayai sebagai kebenaran. Apakah yang hilang dari berita kebenaran yang ada pada kita saat ini?
Di tengah sunyi dan tandusnya padang gurun, firman Allah datang kepada Yohanes. Mengapa kepada Yohanes? Mengapa bukan kepada Imam Hanas dan Kayafas sebagai Imam Besar saat itu?
“Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu…” itulah firman yang Yohanes terima dan yang disampaikannya kepada umat Israel di daerah Yordan. Firman Tuhan datang kepada Yohanes secara utuh, namun kita sering melompati beberapa bagian sehingga langsung sampai kepada kalimat “… dan Allah akan mengampuni dosamu”. Bagian yang hilang itu adalah “Bertobatlah” dan “Berilah dirimu dibaptis”.
Orang-orang di zaman itu telah kehilangan bagian terpenting dari ibadat mereka, tidak terkecuali para imam. Mereka begitu sibuk untuk menghias diri mereka dengan apa yang tampak membanggakan dan indah di mata manusia (bnd. Mat. 23:27). Tidak berbeda jauh dengan kehidupan kita saat ini. Dalam masa menyambut natal, kita telah kehilangan tentang makna natal itu sendiri, yang ada hanyalah hiruk-pikuk kemeriahan natal. Kita begitu menyibukkan diri dengan pesta dan perayaan, dengan tampilan ibadah yang kelihatan lebih “wah” dari biasanya, dan juga dengan penampilan fisik kita yang terlihat lebih indah. Kita terlalu yakin dengan “kepercayaan” yang kita miliki bahwa percaya kepada Yesus pasti akan diselamatkan, padahal kita lupa akan maksud sebenarnya dari “percaya” itu. Kepercayaan kita hanya ada pada pikiran kita saja dan hanya sekedar terucap di bibir. Kita lupa akan pertobatan yang sejati.
Bertobat berarti berubah sikap, berpaling dari dosa-dosa, dan kembali kepada hal-hal yang menyenangkan Allah”. Dibaptis menunjuk kepada suatu upacara keagamaan di mana air dipergunakan sebagai sarana. Yohanes melakukan pembaptisan terhadap orang-orang yang mendengarkan khotbahnya, dan ini dilakukan atas dasar pertobatan dari orang-orang yang dibaptis itu (Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 95). Baptisan adalah sebuah tanda lahiriah yang menunjukkan bahwa orang yang dibaptis telah mengalami pertobatan di dalam dirinya. Inilah bagian yang dikehendaki oleh Allah terjadi dalam hidup kita yang pada akhirnya akan mendatangkan pengampunan dosa.
Di Minggu Adven yang kedua ini, marilah kita kembali kepada pesan kebenaran yang utuh, sehingga ketika Tuhan datang kembali, Ia akan mendapati kita dengan kehidupan yang penuh dengan pertobatan yang mengikuti pengakuan percaya kita kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.[]