Lilin Adven

Lilin Adven

title

Dalam tradisi kekristenan lilin dan Natal sudah merupakan satu kesatuan yang sukar untuk bisa dipisah lagi. Rasanya kalau kita merayakan Natal tanpa adanya lilin berarti ada sesuatu yang kurang. Sebenarnya tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang mengkaitkan antara lilin dan Natal. Bagi umat Kristen, lilin itu merupakan simbol dari kelahiran Yesus yang membawakan terang ke dalam dunia ini. Lilin dapat membawa terang untuk melawan kegelapan. Terang selalu menguasai kegelapan dan tidak pernah ditelan oleh kegelapan, betapa pun kecilnya terang itu. Lilin itu ikhlas berkorban membakar dirinya sendiri agar dapat menjadi terang. Tanpa pengorbanan, sulit menjadi terang. Lilin melambangkan keberanian untuk memberikan terang. Mereka yang berada di dalam kegelapan pada suatu saat pasti akan membutuhkan terang.

Umat kristiani sering menyalakan lilin sambil berdoa. Lilin yang menyala melambangkan suatu kurban yang dilakukan sekaligus dengan mempersembahkan doa dan menerima kehendak Tuhan. Lilin dalam dekorasi Lingkaran Adven Krans pada umumnya terdiri dari lima lilin. Setiap minggu yang dilewati dinyalakan satu lilin, selama empat minggu berturut-turut. Simbol warna lilin yang digunakan adalah tiga lilin warna ungu sebagai lambang penyesalan dan pertobatan. Satu lilin merah melambangkan sukacita. Sedangkan lilin besar yang di tengah berwarna putih melambangkan lilin Kristus. Lilin ini baru dinyalakan pada hari Natal.[]

Sumber: Rasid Rachman. Hari Raya Liturgi. (Jakarta: BPK-Gunung Mulia; 2009).