Menyampaikan Kabar Baik ke Pedalaman Sintang

title

membagikan Alkitab dukungan Satu Dalam Kasih (SDK) Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) kali ini begitu melelahkan buat saya, dibandingkan perjalanan-perjalanan SDK sebelumnya yang pernah saya ikuti. Rasanya tidak ada waktu yang cukup untuk membagikan Firman Tuhan di wilayah Sintang, Kalimantan Barat yang amat luas ini. Tidak kenal pagi, siang, dan malam, Tim SDK LAI terus bergerak membagikan Kabar Baik kepada Gereja-gereja dan umat Kristiani di wilayah pedalaman Sintang.

Meskipun sudah naik mobil, speed boat, sepeda motor, dan jalan kaki tapi perjalanan ini sangat melelahkan bagi saya. Karena kelelahan dan demam, saya terpaksa istirahat 1,5 hari dan menuntaskan perjalanan SDK ke Sintang sampai hari ini, Jumat, 9 November 2018untuk kembali ke Pontianak. Sementara rekan-rekan Tim SDK LAI masih harus menyerahkan dan menyelesaikan administrasi dan besok 10 November baru kembali ke Jakarta.

Menurut saya sebenarnya perjalanan SDK LAI ini menyenangkan, karena kita ada di tengah-tengah alam ciptaan Tuhan yang ada di Bumi Kalimantan. Kita dapat menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Kita dapat langsung bertemu dan bertatap muka dengan jemaat-jemaat Kristiani di pelosok-pelosok wilayah Sintang. Kita juga dapat bertemu dengan para Pendeta yang mempunyai semangat pelayanan yang tinggi, karena disamping mereka harus membangun dan menguatkan jemaatnya, para Pendeta ini juga terpaksa harus berladang sekedar mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena memang jemaat-jemaat ini penuh dengan keterbatan, baik ekonomi jemaat maupun penerimaan gereja dari persembahan.

Bagi saya pribadi, perjalanan SDK LAI ini baik untuk penyegaran dan pertumbuhan Rohani. Karena kita bisa bertemu langsung dengan jemaat penerima bantuan Alkitab program SDK LAI yang telah didukung oleh jemaat perkotaan. Kemarin saat kami berkunjung ke Kayan, di daerah Tebidah, banyak jemaat anak-anak, remaja, dan pemuda yang bersekolah di SMP dan SMA. Mereka membantu mengangkat ratusan dus Alkitab untuk sampai ke Gerejanya. Melihat banyaknya orang muda di Kayan ini, Pendeta Hoseas, berkata: “Kalimantan masih terbuka luas kesempatan untuk memberitakan Kabar Baik. Ladang sudah menguning. Kita masih membutuhkan banyak para pekerjanya. Mereka, orang muda inilah calon pekerja-pekerja di Ladang Tuhan, karena Alkitab yang mereka rindukan kini sudah dapat dipelajari.” Inilah secuil kisah perjalanan SDK LAI ini di Sintang. Semoga dapat menjadi berkat bagi kita semua.[Ernanto]

Kabar Baik Untuk Pekerja Migran di Hong Kong

title

Ada satu kelakar yang saya dapatkan hari ini (7/10/2018) di Hong Kong. Keluarga Pendeta Gereja Indonesian Christian Fellowship (ICF) Sektor Yuen Long setiap malam tidur di atas uang ribuan dolar. Betapa tidak, karena rumah Pastori yang ditinggali keluarga Pendeta tersebut berada di lantai 7 sebuah hunian yang persis di bawahnya ada Kantor “China Bank”. Layaknya hunian di Hong Kong adalah hunian beton yang 3-5 lantai di bawah dipergunakan untuk usaha (toko, kantor, dan area komersil) sedangkan di lantai atasnya adalah hunian yang ukurannya “mungil-mungil” sekira dua kali apartemen tipe studio di Jakarta. “Tidur di atas uang” hanya sekadar imajinasi.

Saya sempat diajak mampir ke Pastori Gereja ICF di atas bersama dengan beberapa jemaat yang semua pekerja Migran Indonesia yang berasal dari berbagai daerah. Mereka bertugas beres-beres Pastori sehabis masak-masak, karena setiap habis kebaktian ada acara fellowship dan makan malam bersama. Persaudaraan yang sangat indah, sukacita, dan kompak dalam kesederhanaan.

Hari ini saya diberi kesempatan untuk presentasi dan memperkenalkan Pelayanan LAI di tengah kebaktian minggu di dua jemaat ICF Pusat di Tin Hau, dan ICF Sektor di Yuen Long. Di ICF Pusat yang hadir sekira 140 orang, dan di Sektor Yuen Long sekira 60 orang. Jemaat yang hampir semuanya para perempuan Pekerja Mingran Indonesia, sangat sukacita karena sudah mendapatkan informasi tentang layanan LAI sampai ke pelosok negeri. “Seumur-umur saya, baik di Indonesia maupun lima tahun bekerja di Hong Kong, baru kali ini saya mendapatkan informasi tentang LAI,” kata seorang pekerja yang berasal dari Manado. “Dan saya sangat bersukacita,” sambungnya.

Pada saat jemaat mendapatkan brosur Satu Dalam Kasih dan Sejuta Mitra, banyak sekali yang ingin mendapatkan penjelasan lebih detail. Mereka sangat antusias ingin berpartisipasi dalam layanan LAI. Saya mengatakan bagi siapa saja yang ingin menjadi Mitra LAI, silakan dikumpul datanya ke Bapak Pdt Danny yang ada di Pusat, dan ke Ibu Ev. Olvi yang ada di sektor Yuen Long.
Saya menegaskan tugas Mitra LAI adalah DWD – Doakan, Wartakan dan Donasikan BerkatNya untuk mendukung pelayanan mewujudkan Alkitab Untuk Semua. Setidaknya mendoakan pelayanan LAI setiap pagi, siang dan malam dengan khusuk, itu sudah ekspresi seorang Mitra LAI yang setia.

“Ada kawan pekerja Indonesia yang sering mengajak berdiskusi tentang KeKristenan dengan saya. Di sini kan bebas berdiskusi apa saja. Kalau di Indonesia kan lebih sulit,” Kata Wiwik, pekerja asal Blitar salah satu pekerja yang menemani perjalanan saya dari Tin Hau ke Yuen Long yang butuh satu setengah jam perjalanan. Apa yang diungkapkan Wiwik menandakan adanya keterbukaan untuk saling mengerti dan memahami keyakinan orang lain. Sebuah kondisi yang sangat menggembirakan karena ada peluang dialog antar iman.

Sebagai pekerja yang menjadi tulang punggung keluarga di kampung, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah, persoalan yang dihadapi tidaklah mudah. Bagi yang sudah menikah berpisah dengan suami dan anaknya sangat membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. Bagi yang belum menikah, rata-rata kesulitan mendapatkan jodoh karena sangat terbatas pergaulannya. “Laki-laki bagi para pekerja Indonesia di Hong Kong ibarat seperti pangeran yang menjadi rebutan,” kata Ruth, pekerja dari Ponorogo, karena saking terbatasnya jumlah pekerja laki-laki di Hong Kong.

Firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab sungguh-sungguh menjadi kabar baik bagi para pekerja migran Indonesia karena memberikan kekuatan, penghiburan, dan pengharapan sejati manakala menghadapi berbagai persoalan dan beban hidup berat di negeri orang. Di sisi lain, mereka juga sangat rindu berbagi kabar baik di perantauan maupun berkontribusi bagi saudara-saudaranya di pelosok negeri.

Di hari minggu pekan pertama bulan Oktober 2018 LAI memiliki koordinator Mitra LAI dan calon-calon Mitra LAI di Hong Kong yang siap mendoakan, mewartakan dan mendonasikan berkat-berkatNya bagi perwujudan Alkitab Untuk Semua. Salam Alkitab Untuk Semua.[]

Sigit Triyono (Sekum LAI)