Siapa bilang kaum milenial adalah generasi yang selfish? Siapa bilang kami tidak acuh dengan pelayanan dan kekristenan di Indonesia? Jumat Malam kemarin (14 Sep. 2018) di Lt. 10 Gedung Pusat Alkitab kami membuktikan bahwa kami sangat peduli dengan pelayanan dan orang-orang Kristen yang marginal disekitar kami.
Dalam ibadah syukur akan hadirnya alkitab di bumi Indonesia ini, kami anak-anak muda hadir dari berbagai latar belakang suku, pendidikan, dan gereja, hadir untuk berdoa dan beribadah bersama-sama. Kami larut dalam sukacita merayakan anugerah Tuhan sehingga kami bisa membaca firman-Nya dalam bahasa yang dapat kami mengerti, yaitu bahasa Indonesia. Namun bukan hanya bersyukur atas apa yang telah kami terima, melalui renungan firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Paulus Kariso Rumambi kami juga menyadari bahwa setelah menerima anugerah Allah kami diangkat menjadi kawan sekerja Allah untuk mengerjakan karya besar Allah bagi dunia. Kita diberikan berbagai karunia bukan untuk menonjolkan diri sendiri melainkan untuk membangun kebersamaan. Seperti seorang petani yang menanam benih, ada yang bertugas untuk mengolah tanah, menyiangi, menyiram, memberi pupuk, namun di atas semuanya itu Allah-lah yang memberi pertumbuhan, sebuah misteri kerja ilahi yang melampaui akal manusia.
Rangkaian ibadah Hari Doa Alkitab (HDA) semalam ditutup dengan diskusi bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang mana semua kelompok memiliki pandangan dan keinginan yang sama untuk terlibat bersama LAI dalam mendukung program pelayanan dan penyebaran alkitab. Banyak hal yang bisa kami buat, mulai dari menyisihkan sebagian uang saku yang kami miliki, memberi tenaga untuk melakukan presentasi dan kegiatan LAI lainnya, menyebarkan program pelayanan LAI melalui media sosial, dan tidak lupa selalu mendukung dalam doa.
Seperti yang juga disampaikan oleh Bpk. Ulbrits Siahaan bahwa melayani itu harus dimulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan dimulai dari saat ini. Beliau adalah teladan hidup bagaimana kesibukan dalam dunia kerja tidak pernah menjadi penghalang dalam melayani. Beliau yang seorang petinggi di salah satu perusahaan ternama di Indonesia memberikan waktu, tenaga, dan dayanya untuk terjun bersama LAI melayani umat Tuhan hingga ke pelosok pedalaman Indonesia dan tidak lagi berpikir untuk diri sendiri melainkan untuk kemuliaan Tuhan.
Tidak ada pelayanan yang tidak mungkin untuk dikerjakan, Allah yang mengangkat kita menjadi kawar sekerja-Nya pasti akan memberikan kemampuan untuk melakukan melakukannya juga. [irvin]