title
Masa tanggap darurat bencana gempa bumi Palu – Donggala akan berakhir pada 10 Oktober 2018. Artinya evakuasi pencaharian korban penduduk yang hilang akan segera dihentikan. Dan Pemerintah akan fokus merehabilitasi baik perbaikan infrastruktur maupun masalah kemanusiaan.
Sementara ini penanganan masalah kemanusiaan akan terus berjalan, banyak organisasi kemasyarakatan yang sudah membuka posko kemanusiaannya di Palu, Donggala, dan sekitarnya. Mereka mencoba menyediakan kebutuhan air bersih, pelayanan kesehatan bagi para pengungsi yang tersebar di 140 titik di wilayah Palu dan Donggala.
Sambil menyiapkan rencana kerja dan bujet melalui Proyek Dukung Internasional, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) sejak 1 Oktober 2018 sudah membuka Posko LAI Peduli Palu dan mengajak para mitra LAI untuk mau membantu meringankan para pengungsi lewat donasi yang diberikan melalui akun LAI Peduli Palu. Selain itu LAI terus membangun kerjasama dengan para mitranya untuk terus memantau kondisi di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong.
Melalui Tim Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) Jakarta yang berangkat ke Palu, Senin, 8 Oktober 2018, LAI memberikan bantuan berupa 150 eks Alkitab, 80 Komik Alkitab, dan 20 Buku Cerdas Beraktifitas dengan Alkitab. Kebenaran Pengurus Yayasan KBKK yang turun ke lokasi dan membuka Posko di Gereja Katolik St. Maria, Palu juga Pembina LAI, yakni dr. Irene Setiadi. Beliau bersama tim KBKK Jakarta akan melakukan pelayanan pengobatan untuk para pengungsi dan sekaligus membagikan Alkitab dan juga rosario kepada para pengungsi, sebagai ajakan kepada umat yang terdampak gempa/tsunami untuk tetap melekatkan dirinya kepada Sabda Allah dalam duka serta situasi yang sulit ini. []