Tuhan, Engkau Membalas Dan Menolong Hingga Tuntas, Betapa Kami Bangga Dan Bersyukur
Ia mengerjakan apa yang telah dimulai-Nya, dan menyelesaikan itu hingga akhir.
Inilah bentuk sukacita Hana yang diungkapkannya lewat doa. Ia menyadari bahwa apa yang diperolehnya hanya ada karena pemberian Tuhan. Sebuah pemberian yang menggembirakan hati dan menyenangkan jiwanya (2:1). Bagaimana tidak, ia yang dahulu “kelaparan” sekarang puas karena cukup makanan. Ia yang mandul kini boleh berbangga karena dari padanya lahir seorang anak laki-laki. Kebanggaannya itu ia ungkapkan seperti melahirkan tujuh anak laki-laki. Pemberian Allah menghapus segala kesusahannya.
Sahabat Alkitab, betapa kita bersyukur bahwa kita menyembah kepada Allah yang tidak pernah tinggal diam ketika anak-anak-Nya menghadapi pergumulan dan kesusahan hidup. Allah kita adalah Allah yang bertindak, yang aktif, dan yang hidup. Allah bukan manusia yang meninggalkan pekerjaannya tatkala ia tidak mampu lagi. Allah bahkan akan membuat musuh-musuh kita menjadi malu karena celaan dan kesusahan yang telah dirancangkannya.
Selamat Pagi. Hari ini tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur kepada Allah dan berbangga atas pekerjaan tangan-Nya dalam hidup kita. Sekalipun mata kita belum melihatnya tetapi iman kita telah menerimanya.
Salam Alkitab Untuk Semua
Tuhan, Bukan Uang Atau Korban Bakaran, Melainkan Kesetiaan & Ketaatan Yang Engkau Mau
Allah tidak pernah menjadi miskin hingga Ia meminta persembahanmu. Allah inginkan kesetiaan dan ketaatanmu kepada-Nya, supaya kamu hidup penuh damai sejahtera
Hana telah bernazar bahwa jika Allah mengabulkan doanya, ia akan mempersembahkan anak itu untuk menjadi nazir Allah (6:11). Allah menjawab doa Hana, diberikan kepadanya seorang anak laki-laki yang diberinya nama Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Sudah pasti Hana sangat bersukacita, Tuhan menghapuskan aibnya. Penantian bertahun-tahun lamanya akhirnya terjawab. Apakah Hana larut dalam sukacita dan melupakan janjinya? Bisa saja itu terjadi. Tentu tidak mudah merelakan anaknya itu untuk dipersembahkan kepad Tuhan, lagi pula tidak ada seorang pun yang mendengar nazarnya waktu itu. Yang tahu hanya dirinya dengan Tuhan saja. Bisa saja Hana tergoda untuk ingkar dengan berbagai pertimbangan rasional dan emosional di dalamnya. Namun inilah Hana, dia tidak menyayangkan anaknya, melainkan menepati apa yang pernah dinazarkannya
Sahabat Alkitab, sadar atau tidak, mungkin kita pernah menganggap bahwa Allah itu adalah Allah yang miskin. Kita berpikir bahwa Allah membutuhkan uang kita atau segala materi yang kita punyai, sehingga yang kita lakukan adalah datang kepada-Nya dengan membawa persembahan dan bukan penyembahan. Sikap tubuh kita beribadah kepadanya tetapi hati kita tidak. Kita melakukan banyak kegiatan pelayanan, tetapi hidup kita tidak pernah melayani dan menghambakan diri kepada-Nya. Samuelkah yang diinginkan Tuhan dari Hana? BUKAN, – sebab Tuhan tidak pernah kekurangan orang untuk Dia pakai melayani-Nya – melainkan ketaatan dan kesetiaan Hana kepada-Nyalah yang Allah inginkan. Tuhan menginginkan hal yang sama dari kita, yaitu kesetiaan dan ketaatan yang tidak berkompromi
Selamat Pagi. Sambutlah hari ini dengan penuh sukacita dan pengharapan, dan belajarlah untuk menjadi hamba yang taat dan setia
Salam Alkitab Untuk Semua
Tuhan, Ajar Kami Untuk Tidak Membeda-Bedakan Sesama
Tuhan melihat hati manusia melihat apa yang apa yang dapat ditangkap oleh inderanya. Namun kita dapat belajar dari cari Allah memandang.
Kebaikan hati. Inilah yang dimiliki oleh keduanya, yaitu Rut dan Boas. Karena kebaikan hatinya Rut mau saja mengikuti permintaan dari mertuanya untuk “mengikuti” Boas yang sebenarnya lebih pantas untuk menjadi ayahnya. Begitu juga dengan Boas, karena kebaikan hatinya, mengizinkan Rut bekerja diladangnya dan memberikan perhatian khusus. Motivasinya murni, Boas melihat pengorbanan Rut terhadap mertuanya, mulai dari Rut meninggalkan tanah airnya sampai pengorbanan yang lebih besar lagi, untuk menikah dengannya.
Sahabat Alkitab, kelemahan kita memang ada di sini, yaitu cara kita memandang orang lain. Hanya karena perbedaan yang sifatnya lahiriah, kita bisa memandang orang lain dengan sebelah mata. Ini serius, Tuhan tidak suka dengan itu. Tapi kita bisa belajar, sebab kita berasal dari Allah. Rut dan Boas dipertemukan bukan oleh pandangan mata, tetapi oleh kepekaan hati. Ketika kebaikan hati dan kerendahan hati saling bertemu maka terbangunlah sebuah hubungan yang disenangi oleh Tuhan.
Selamat Pagi. Orang baik diperuntukkan bagi orang baik. Jika menginginkannya, jadilah orang baik terlebih dahulu, selanjutnya serahkan kepada Tuhan.
Salam Alkitab Untuk Semua
Tuhan Berikan Kami Kekuatan Untuk Menyenangkan Orang Lain
Menyenangkan orang lain tidak semudah menyenangkan diri sendiri, tetapi ketika kita berhasil melakukannya, maka sangat besar sukacitanya.
Inisiatif itu datang dari keduanya. Naomi ingin agar Rut dapat berumah tangga lagi dan menikmati kebahagiaannya. Ia mendorong Rut untuk bertemu dengan Boas, menarik simpatinya, agar kelak Boas mau menikahi menantunya ini. Bukan hal lazim seorang wanita dengan berpakaian yang bagus dan dengan wangi-wangian pergi ke tempat orang bekerja mengirik gandum. Sebagai bentuk kasihnya, keinginan membalas kebaikan hati mertuanya, dan juga sebagai rasa hormatnya, Rut mencoba untuk menyenangkan Naomi dengan menuruti apa yang direncanakan oleh mertuanya itu.
Sahabat Alkitab, jika kita menyelami lebih dalam akan apa yang terjadi pada Rut, kita akan sadari bahwa memenuhi keinginan Naomi agar ia menikah dengan Boas adalah sebuah bentuk pengorbanan. Sekalipun kaya, Boas sudah pasti adalah pria yang telah berumur. Namun ia tetap melakukanya karena kasihnya kepada Naomi. Tidak mudah melepaskan keinginan atau hak kita untuk menyenangkan orang lain, tapi jika itu perlu untuk menyenangkannya, maka mintalah kepada Tuhan kekuatan untuk melakukannya.
Selamat Pagi. Seperti Yesus yang mengasihi kita, yang telah berkorban dan melakukan kebaikan bagi kita semua, maka kita pun harus belajar melakukannya untuk orang yang kita kasihi.
Salam Alkitab Untuk Semua
Tuhan, Aku Bersyukur Atas Kesulitan & Kebaikan Yang Kau Ijinkan
Tidak selalu hari akan terus panas, tidak juga hujan terus-menerus. Keduanya datang silih berganti, agar terjadi keseimbangan. Oleh karena Tuhan, Rut dan Naomi mengalami titik balik dalam kehidupannya. Ratap dan tangisnya, Tuhan ubahkan menjadi sukacita. Hari berkabung telah lewat, saatnya mereka menangis dalam ucapan syukur. Rupanya Boas adalah salah satu kerabat dekat dari Elimelekh yang mana menurut hukum Yahudi salah satu yang wajib untuk bertanggungjawab atas mereka (2:20 bnd. Im. 25:25Ul. 25:5-10). Bukan kebetulan jika Rut ikut pulang bersama Naomi, bukan juga kebetulan jika Rut bekerja di ladang milik Boas. Apa yang akan terjadi selanjutnya pun bukanlah sebuah kebetulan. Semua ada dalam grand design dari Allah Yang Maha Kuasa. Allah mengizinkan Naomi dan Rut mengalami masa-masa pahit kehidupan, sebelum mereka menikmati buahnya yang manis. Naomi yang tidak mampu untuk moveon dari kepahitannya, terus melihat kesulitan sebagai hukuman Allah, sementara Rut dapat segera menemukan anugerah Allah Israel di dalam segala perkara yang dialaminya.
Sahabat Alkitab, kehidupan yang sedang kita jalani pun demikian. Seperti gelombang yang memiliki puncak dan lembah, tidak selalu kita di atas dan tidak untuk selama-lamanya kita ada di bawah. Tuhan mengizinkan semuanya itu terjadi untuk menguji sekaligus melatih iman kita, supaya ketika kita berada di puncak kehidupan, kita tidak menyangkal Allah, dan ketika berada di dalam lembah kehidupan, kita tidak mencemarkan nama Allah. Kisah Rut memberi kita pelajaran berharga dari sikap pesimis Naomi dan Optimis dari Rut yang tidak hanya mampu melihat ke depan tetapi juga dapat melihat ke atas, yaitu kepada Allah Israel.
Selamat Pagi. Mari untuk terus bersyukur kepada Tuhan, saat susah maupun saat senang. Sebab Dia adalah Allah yang bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua