Nama saya Eksel, saat ini saya berdomisili di Surabaya dan bekerja pada salah satu perusahaan Asuransi Jiwa dan Kesehatan multinasional
Awal Maret 2016 adalah bagian dalam hidupku yang sangat penting.
Hari itu, sekitar tanggal 04 Maret 2016, saya berangkat ke kantor agak pagi karena ada persekutuan doa. Setelahnya saya merasa tidak enak badan dan oleh beberapa teman menyarankan untuk pulang beristirahat, namun saya memilih untuk pergi ke salah satu fitness center di kota Surabaya dengan pemikiran bahwa sedikit berolahraga akan membuat tubuhku menjadi lebih segar
Seperti biasa sebelum berolahraga saya masuk ke ruang sauna dan tidak menyadari bahwa kondisi tubuh saya yang terasa tidak enak hari itu akibat tekanan darah tinggi. Saya memang memiliki riwayat tekanan darah tinggi tetapi jarang minum obat. Lima belas menit di dalam ruangan sauna membuat saya sangat gerah dan akhirnya keluar untuk mandi air dingin. Sehabis mandi saya sangat kehausan, lalu meminum air dari botol minuman yang saya bawa. Di sinilah saya mulai merasa aneh karena air yang saya minum saya muntahkan kembali dan muncrat tdk terarah. Puji Tuhan saat itu saya masih sempat memghubungi saudara untuk datang memjemput. Singkat cerita perlajan-lahan saya mulai kehilangan kesadaran. Ternyata tensi saya naik hingga 240/120 dan pembuluh darah di kepala bagian kanan sudah pecah sehingga harus dilakukan operasi pembukaan sebagian tengkorak kepala agar darah yang ada dapat di sedot dan tidak merembes semakin banyak ke bagian otak yang lain. Sekitar jam 23.0-05.00 subuh operasi itu berlangsung. Dokter bedah mengatakan hasil operasi bisa saja membuat saya berada antara hidup atau mati, sementara dokter syaraf memvonis tubuh bagian kiri saya akan cacat permanen seumur hidup. Beruntung keluarga dan teman-teman yang hadir saat itu adalah anak-anak Tuhan yang beriman dan menolak setiap kata-kata dokter dalam nama Tuhan Yesus
Setelah operasi saya sama sekali tidak bisa duduk apalagi berdiri. Kaki dan tangan kiri saya lumpuh. Meskipun sedih tapi saya tidak pernah menyesali apa yang terjadi karena saya percaya bahwa jika Tuhan izinkan hal ini maka Dia pasti punya suatu rencana yang besar dan indah dalam hidupku. Itulah pengakuan iman saya, meskipun memang sebagai manusia biasa masih saja ada ketakutan dan kekhawatiran dalam hati
Biaya operasi, obat-obatan dan lain sebagainya yang hampir mencapai 1 milyar ditambah lg biaya hidup untuk diri sendiri dan keluarga yang mencapai puluhan juta perbulannya membuat saya sangat takut dan khawatir. Bagaimana saya bisa bekerja dengan kondisi tubuh yang tidak sempurna? Bersyukur ada Roh Kudus yang dahsyat. Setiap kali rasa takut dan khawatir itu datang, Roh Kudus mendorong saya untuk membaca firman Tuhan dan mendengar lagu pujian pemyembahan. Firman Tuhan itu sungguh hidup, “ya dan amin”, Ia tidak pernah kembali dengan sia-sia. Membaca Alkitab tiap hari membuat saya kuat dan terus yakin akan kasih karunia-Nya. Saya juga percaya bahwa firman Tuhan menyembuhkan. Enam bulan pasca operasi saya sudah bisa berjalan kembali hingga hari ini. Meskipun kaki kiri masih terasa berat dan tangan kiri belum bisa menggenggam namun pemulihan yang terjadi begitu cepat adalah suatu mujizat yang dahsyat. Banyak orang yang mengalami kasus seperti saya akhirnya meninggal dunia atau lumpuh seumur hidup, tapi saya percaya bahwa oleh bilur-bilur-Nya saya sudah disembuhkan (ini adalah pengalaman beriman saya). Firman Tuhan telah mengubah tubuh, jiwa, roh, juga hati dan pikiran saya. Karena firman Tuhan iman saya bertumbuh dan saya melihat begitu banyak mujizat yg terjadi termasuk dalam hal keuangan. Hingga hari ini Tuhan mencukupkan bahkan melebihkan keuangan saya. Tuhan tidak pernah berdusta. Dan Dia tidak pernah membuat saya meminta-minta. Carilah Dia melalui firman-Nya dan hidupmu akan diubahkan
Awal tahun 2018 saya berdoa agar kesembuhan saya disempurnakan. Dan Tuhan ingatkan saya melalui firman-Nya bahwa semua akan indah pada waktunya. Saya juga berdoa agar diberi kesempatan melayani Tuhan yang sesuai dengan kondisi saya. Roh Kudus mengingatkan bahwa saya masih hidup dan kuat karena firman Tuhan. Manusia membutuhkan firman Tuhan, jiwa mereka harus kenyang akan firman. Akhirnya saya memutuskan dalam nama Tuhan Yesus, saya akan membagi 1.000 alkitab di tahun 2018 ini. Mulanya saya tidak tahu bagaimana caranya tapi beberapa bulan kemudian saya membaca di salah satu group whatsapp rohani tentang pelayanan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang salah satunya membagikan alkitab ke daerah-daerah terpencil. Puji Tuhan, inilah jalan yang Tuhan berikan agar saya bisa ambil bagian dalam pelayanan ini
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105)