Jika dunia ini diibaratkan sebagai universitas kehidupan, maka keluarga adalah kelas mata kuliah dasar, di mana untuk pertama kalinya kita belajar menjadi manusia dan belajar nilai-nilai kemanusiaan. Tuhanlah Gurunya.
Dalam bacaan alkitab kita hari ini dituliskan jelas bahwa walaupun Hana mandul tapi Elkana, suaminya, sangat mengasihinya.
Sebagai seorang yang beristri dua, Elkana digambarkan sebagai sosok suami yang penuh kasih. Terlihat dari cara ia memperlakukan Hana. Dalam budaya patriarkat seperti Israel, keadaan Hana adalah sebuah aib. Walaupun sampai saat itu Hana sebagai isteri belum juga memberikannya seorang anak, namun kasihnya kepada Hana tetap dan tidak kurang sedikitpun dari anggota keluarganya yang lain. Ia tetap memberikan apa yang memang seharusnya menjadi bagian Hana.
Sahabat Alkitab, normatifnya, seorang ayah pastilah mengasihi anaknya, dan seorang suami tidak akan membenci istri yang dikasihinya. Walau pada kenyataanya ada banyak cerita istri tidak dikasihi dan anak yang tertolak oleh orangtuanya sendiri. Jika kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan, apakah yang dapat kita lakukan? Keluarga adalah ruang belajar utama dan paling dasar, di sinilah kita belajar untuk saling menolong, saling berbagi, saling menerima, saling melindungi, dan saling mengasihi. Jika kita tidak pernah memperolehnya dari manusia itu bukan berarti kita tidak dapat melakukan atau memberikannya, sebab kita telah menerimanya dari Tuhan Yesus, Sang Guru Agung kita. Dialah yang kita gugu dan kita tiru, yang memberikan pelajaran dan juga teladan. Jika kita tidak dikasihi, disisihkan, atau ditolak, tetaplah mengasihi, karena Allah telah mengasihi kita.
Selamat Pagi. Marilah kita berdoa demikian: “Ya Tuhan, Engkau memberikan kami keluarga agar kami bisa saling menolong, berbagi dan mengasihi. Ajarlah kami untuk melakukan seperti yang engkau perbuat terhadap kami. Amin.”
Salam Alkitab Untuk Semua