Peran LAI Dalam Gerakan Oikoumene Akar Rumput

Realitas menunjukkan di Indonesia ada setidaknya 323 Sinode Gereja yang terdaftar di kantor Bimas Kristen Protestan Kementerian Agama RI. Sejak tahun 1950 Dewan Gereja-gereja di Indonesia atau yang sekarang menjadi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) telah bercita-cita untuk mempersatukan seluruh gereja di dalam suatu gerakan oikumene. Ada begitu banyak tantangan yang tentunya harus dihadapi dua diantaranya adalah perbedaan doktrin dan liturgi gereja.

Empat tahun setelah PGI berdiri yaitu pada tahun 1954 Lembaga Alkitab Indonesia hadir di tengah-tengah umat dan gerakan oikumene tersebut. Sebagai lembaga yang hadir untuk menyediakan kebutuhan umat dan gereja akan alkitab maka LAI mengambil peran yang sangat penting untuk memberi spirit baru yaitu menyediakan satu terjemahan alkitab yang dapat dipakai oleh seluruh gereja dari berbagai interdenominasi, khususnya gereja-gereja protestan. Barulah pada tahun 1968, gereja katolik atas kebesaran hatinya mempercayakan seluruh penerjemahan alkitab kepada LAI dan menerima terjemahan itu untuk juga dipakai oleh gereja-gereja katolik di manapun berada di Indonesia ini. Itulah Alkitab terjemahan Baru 1974 yang kita gunakan sampai saat ini. Sebelumnya gereja katolik telah melakukan penerjemahan sendiri dan telah menyelesaikan seluruhnya, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.           

         Alkitab menjadi simbol kebersatuan umat Kristen dan Katolik di Indonesia. Apapun sinode gerejanya, alkitabnya berasal dari LAI. Tidak bermaksud membesar-besarkan realitas yang ada, namun memang begitulah adanya.  Saya pribadi sudah berhubungan intens melalui berbagai forum dengan berbagai Sinode Gereja di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Ambon, Bali, Timor, Alor, Sumba, sampai Papua, yang semuanya menggunakan Alkitab terjemahan LAI. Hal ini juga tercatum dalam dokumen LAI yang menyebutkan  bahwa Lembaga Aras Gereja Tingkat Nasional (PGI, KWI, PGLII, PGPI, PBI, Bala Keselamatan, GMAHK, dan GOI) semuanya terlibat dalam karya terjemahan Alkitab yang diterbitkan LAI. Itu menunjukkan bahwa mereka menerima dan menggunakan Alkitab terjemahan LAI.

         Dengan realitas di atas maka Alkitab di Indonesia dapat menjadi pemersatu yang riil dan melaluinya dapat dikembangkan kepada aspek lain yang sungguh mendukung gerakan oikoumene. Sebagai contoh konkret, dalam tiga bulan terakhir saya keluar masuk Gereja di berbagai wilayah dan denominasi untuk mensosialisasi gerakan Alkitab Untuk Semua. Dengan sosialisasi gerakan ini diharapkan semakin banyak gereja dari sinode apapun ikut bergabung dalam arak-arakan dan pelayanan bersama LAI. Hasilnya sungguh sangat luar biasa. Antusias dan rasa solidaritas mereka terwujud dalam komitmen untuk membantu pengadaan Alkitab bagi saudara-saudara seiman di daerah pelosok dan terpencil di Indonesia.

         Contoh lain adalah program Pendidikan Alkitab yang diselenggarakan di Gedung Pusat Alkitab (GPA) Jalan Salemba Raya No 12 Jakarta Pusat mendapat sambutan yang mbludak dari umat berbagai denominasi gereja. Sekali lagi ini menunjukkan bahwa Alkitab di Indonesia terbukti mampu mempersatukan umat Kristen di akar rumput dalam kerjasama yang nyata.

         Masih ada peluang lain yang dapat dikembangkan untuk merealisasi semangat oikoumene di akar rumput, antara lain adalah dengan gerakan Aku Cinta Alkitab (ACA),  menjadi Sahabat Alkitab (SA), Ekspedisi Alkitab Untuk Semua, Membaca seluruh alkitab dalam satu tahun, mendukung karya terjemahan Alkitab ke berbagai bahasa daerah, pendidikan alkitab liburan, mendukung gerakan Satu Alkitab untuk setiap kelahiran baru, dan lain sebagainya.

         Cita-cita mewujudkan kesatuan gereja di Indonesia ternyata sungguh dapat diwujudkan melalui hal-hal yang konkret dalam keseharian umat Kristen di akar rumput. Baiklah para elit gereja melakukan rapat-rapat, diskusi, seminar, lokakarya, konferensi, konsultasi, kongres, musyawarah, dan berbagai forum lain untuk mewujudkan kesatuan gereja di Indonesia. Akan lebih dahsyat lagi bila secara paralel bentuk-bentuk riil ekumenikal berbasis Alkitab yang sama dapat terus dikembangkan di seluruh Indonesia. Salam Alkitab Untuk Semua.

 

Sigit Triyono (Sekum LAI)