Pensiun

Banyak orang yang memasuki masa pensiun dengan rasa pesimis, kurang bergairah, ada rasa khawatir, dan memiliki gejala post power syndrome.

Tapi tidak bagi Ibu Heti Suherti (biasa dipanggil Ibu Herti) yang sudah bekerja selama 38 tahun di Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia. Hari ini Ibu Herti secara resmi mengakhiri masa pengabdiannya dengan semangat dan sukacita. Dia masih sangat energik, banyak tertawa dan raut mukanya tidak menunjukkan gejala-gejala seperti yang digambarkan di awal tulisan ini.

Ibu Herti bekerja di LAI sejak tahun 1980 pada usia 16 tahun.  Pada 15 tahun pertama dia bekerja sebagai pembantu Offset Goss (tugas utamanya melakukan pemeliharaan mesin cetak). Selanjutnya dia bertugas di Penjilidan bagian tempel cover Alkitab selama 9 tahun. Berikutnya sebagai petugas koreksi II selama 1 tahun. Kemudian berpindah sebagai petugas Kapital Gasban selama 3 tahun. Terakhir selama 10 tahun Ibu Herti bertugas kembali di Penjilidan bagian tempel cover Alkitab. Rupanya Ibu ini memiliki keterampilan utama dan passion di bidang tempel cover Alkitab.

Siang tadi sebelum saya menyerahkan Surat Keputusan  Pensiun beserta semua hak-haknya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Herti atas semua pengabdian yang luar biasa selama 38 tahun. Tidak ada catatan negatif sepanjang 38 tahun Ibu Herti bekerja. Loyalitasnya luar biasa. Catatan menonjol tentang dia yang diberikan kepada saya adalah: saat pertama masuk bekerja di LAI Ibu Herti masih gadis, dan saat ini dia sudah memiliki menantu serta sedang menunggu cucu pertama.

Saya juga menyampaikan bahwa Ibu Herti masih tetap menjadi keluarga LAI, hanya berpindah kamar saja. Sejak 38 tahun lalu sampai kemarin berada di kamar karyawan, mulai hari ini bergeser ke kamar Pensiunan LAI. Saya tekankan bahwa silaturahmi kita yang sudah baik selama ini harus tetap dijaga. Setidaknya kalau LAI mengadakan perayaan Natal Ibu Herti bisa hadir karena para pensiunan LAI selalu diundang untuk hadir.

Salah satu nilai dalam budaya kerja LAI adalah “Tepercaya”. Firman Tuhan yang melandasinya: “Saya senang sekali, sebab kalian dapat dipercayai dalam segala hal.” (2 Korintus 7:16, BIMK).

Tepercaya berarti memiliki integritas dalam segala aspek perilaku dan dapat dipercaya melaksanakan tugas serta tanggungjawab yang dijalankan dalam organisasi.  Tepercaya juga berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran kristiani, etika maupun profesionalisme yang dilandasi kejujuran, keadilan, berani dan bertanggungjawab terhadap tugas serta hasil kerja.

Berdasarkan catatan yang ada, tidak berlebihan bila Ibu Herti dapat disebut sebagai karyawan yang berada dalam kelompok “Tepercaya”. 38 tahun adalah waktu yang tidak pendek. LAI percaya kepadanya dan Ibu Herti tetap percaya kepada LAI sampai masuk dalam masa pensiun.

Pada akhir pertemuan kami tadi siang secara khusus saya mendoakannya agar Tuhan selalu memberikan kesehatan, sukacita, damai sejahtera dan kebijaksanaan untuk menjalani kehidupan selanjutnya bersama keluarga, anak, menantu dan cucunya. Amin.

Salam Alkitab Untuk Semua

Sigit Triyono (Sekum LAI)