Memberitakan Firman Tuhan merupakan suatu kesempatan dan panggilan yang mulia yang dipercayakan kepada kita umat percaya. Namun demikian, tidak semua orang mengetahui bagaimana seni untuk menyampaikan khotbah agar dapat diterima, diingat, dibawa pulang dan dilakukan dalam kehidupan sehari hari. Pada sisi lain, tidak semua orang memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk berkhotbah. Dua alasan tersebut paling tidak mendasari Lembaga Alkitab Indonesia menyelenggarakan “Pelatihan Mempersiapkan, Menyusun, dan Menyampaikan Khotbah WOW” pada Kamis, 26 April 2018 kemarin,.
Bendahara Umum LAI, A. Moenir Rony dalam pengantarnya menyampaikan pelatihan ini terutama ditujukan bagi staf LAI yang sehari-harinya berhadapan dengan para mitra pelayanan, dalam hal ini: gereja-gereja, kelompok-kelompok persekutuan maupun individu-individu pendukung pelayanan LAI. Beliau berharap melalui pelatihan ini para peserta dapat memiliki kemampuan berkomunikasi dan mampu menyampaikan Firman Tuhan dengan baik.
Sebagai narasumber pelatihan, Bapak Reinhard Samah Kansil, M.Th., D.Th.(cand.). Setelah berlatih peserta diharapkan mampu memahami dan menghayati serta mampu menyusun khotbah dengan baik dan benar. Selanjutnya setelah terampil menyusun khotbah, peserta mampu menyampaikan khotbah dengan baik dan benar. Pak Reinhard juga menegaskan, khotbah yang baik adalah khotbah yang mampu memenangkan hati, meneguhkan iman dan mengubah perilaku.
Sepanjang delapan jam non stop para peserta dilatih membuat peta jalan (kerangka khotbah), membaca dan mendalami bacaan, dan selanjutnya menyampaikan khotbah. Para peserta juga dilatih untuk belajar menata verbal, vokal dan visual dengan baik. Verbal adalah mengenai isi dan sasaran khotbah. Vokal adalah tentang penataan suara agar khotbah kita jelas dipahami, terakhir visual berkaitan dengan bagaimana seorang pengkhotbah menata: gesture, ekspresi, moving, eye contact, dan style (dress code).
Padatnya materi pelatihan membuat delapan jam terasa singkat. Baik Pak Reinhard maupun peserta dalam sesi evaluasi mengakui keterbatasan waktu sebagai kendala bersama. Para peserta juga berharap ada pelatihan-pelatihan lanjutan agar para staf LAI semakin mantap dalam menyampaikan presentasi dan khotbah.
Pada akhirnya, hanya Tuhan sumber segala hikmat yang mampu menyempurnakan apa yang kita gali dan sampaikan melalui khotbah kita. Agar melalui khotbah dan hidup kita hanya nama Tuhan yang dimuliakan. Salam Alkitab untuk semua.(keb)