Banyak sudah Alkitab disebarkan ke pelosok negeri, tapi masih banyak umat yang tidak bisa baca tulis. Di pegunungan Wilayah Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah adalah salah satunya.
Masih ada lebih kurang 5000 orang anak-anak usia sekolah dan orang tua yang buta aksara. Mereka rajin ke Gereja namun hanya bisa mendengar Firman dari kotbah Pendeta.
LAI bekerjasama dengan Gereja-gerejadi tiga Kecamatan: Tinombo, Palasa, dan Sidoan, Kab. parigi Moutong, menjawab tantangan ini dengan penyelenggaraan program literasi Pembaca Baru Alkitab (PBA = Pemberantasan Buta Aksara).
Hari ini 13/12/2018, di GKST Maranatha Tinombo, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah telah dilakukan pembukaan program PBA dan dilanjutkan pembekalan para Korwil dan Tutor sampai besok 14/12/2018.
Tim yang terlibat dalam pekerjaan ini membutuhkan mental baja, fisik prima dan kreativitas istimewa agar program yang akan diikuti 1.100 peserta bisa berhasil dalam waktu 11 bulan ke depan. Medan layanan yang bergunung-gunung, peserta yang sangat bervariasi usianya, dan fasilitas yang terbatas merupakan tantangan tersendiri.
Untuk menghadapi semua tantangan, maka ada empat hal yang harus dihayati para Koodinator Wilayah dan Tutor, yaitu:
Pertama, tugas ini adalah tugas dari Tuhan. Tidak semua orang diberi kepercayaan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. Selayaknya kita harus serius dan tidak main-main dengan ini. Kalau menghadapi kesulitan, tidak perlu kecil hati karena Tuhan pasti menguatkan kita.
Kedua, kita semua yang menjadi Korwil dan Tutor sudah menyatakan kesediaan dan kesanggupannya untuk menjalankan tugas ini. Bukan karena paksaan dari siapapun, tapi karena kemauan kita sendiri. Untuk itu kita harus bertanggung jawab atas pilihan ini. Bila ada tantangan dan hambatan pasti semua tidak akan lari dari tanggung jawab.
Ketiga, yang akan kita ajar sesungguhnya anak-anak atau orang tua yang pintar. Buktinya, meski mereka belum bisa baca tulis, tapi mereka semua bisa membaca uang. Mereka tahu mana pecahan uang 100.000, 50.000, 20.000, dan pecahan lain. Berarti sesungguhnya mereka pintar, dan tidak ada alasan untuk pesimis mengajar mereka baca tulis.
Keempat, tugas pekerjaan ini adalah mengantar umat bertemu dengan Tuhan melalui membaca Alkitab. Selayakmya para Korwil dan Tutor membaca Alkitab lebih dulu sebelum mengajar peserta agar bisa bersama-sama memahami Alkitab.
Empat hal di atas saya sampaikan pada saat sessi pembekalan Korwil dan Tutor siang ini. Ketika saya bertanya apa yang akan di dapat oleh para Korwil dan Tutor? Pak Agus, salah seorang Tutor menjawab dengan yakin: "Kami akan diberkati dan menjadi berkat bagi banyak orang." Luar biasa.
Kita semua berdoa agar semakin banyak umat bertemu dengan Tuhan dan mengalami hidup baru sesudah membaca Alkitab.
Oleh Sigit Triyono (Sekum LAI)
Salam Akitab Untuk Semua