LAI Bukan Peminta Tapi Justru Membantu Gereja

“Selama ini kalau kami datang ke gereja-gereja seringkali dianggap hanya minta bantuan,” kata salah satu staf di kantor   Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) Perwakilan Medan. Akibat dari anggapan tersebut kebanggaan diri sebagai bagian dari LAI menjadi berkurang, dan semangat untuk menjalin kemitraan dengan gereja-gereja juga ikut terkendala.

Lembaga Alkitab Indonesia yang berdiri sejak 64 tahun yang lalu sungguh-sungguh demi menjalankan mandatnya dalam membantu gereja-gereja dalam hal menyediakan terjemahan Alkitab, penerbitan Alkitab, penyebaran Alkitab, dan mengupayakan keterbacaan Alkitab bagi umat di Indonesia. Dalam  menjalankan mandat ini, tentu LAI harus bermitra dengan semua gereja di Indonesia yang notabene pemberi mandat tersebut.

Bahwa belum semua umat di Indonesia memahami mandat dan tugas LAI, itu adalah PR bersama semua pemangku kepentingan LAI.  Bila sosialisasi visi-misi dan program-program LAI ke gereja-gereja selama ini membawa kesan “minta bantuan” sebenarnya tidaklah mengagetkan. Namun bila kalangan gereja menganggap LAI semata-mata hanya “minta bantuan”, hal itu yang harus diluruskan.

Saya secara khusus mendorong agar semua tim di LAI memusatkan diri dan selalu mengedepankan narasi “semangat membantu gereja”. Saya selalu tegaskan: “Kalau bertemu dengan Majelis Jemaat, Penatua, Diaken, Syamas dan semua aktivis gereja, katakanlah LAI datang dalam rangka membantu gereja.”

Banyak hal yang dapat ditawarkan kepada gereja sebagai bentuk bantuan riil dari LAI: (1) karya-karya terjemahan Alkitab yang sudah mencapai 34 Alkitab utuh (PL dan PB), 79 PB, dan ratusan porsion Alkitab, (2) berbagai bentuk Alkitab baik cetak dengan logo khusus maupun bentuk digital, (3) penyebaran Alkitab ke pelosok negeri, (4) Perpustakaan Biblika sebagai sumber referensi lengkap, (5) Museum Alkitab yang menyediakan artefak sejarah penerjemahan dan benda-benda yang disebutkan dalam Alkitab, (6) Percetakan Alkitab terbesar di Asia Tenggara, (7) Bible House dengan koleksi Alkitab terlengkap di Indonesia, serta (8) Bible School dengan paket-paket pembelajaran A sampai Z yang berhubungan dengan Alkitab.

Semangat LAI membantu gereja akan membangun pemahaman bahwa LAI selalu siap “memberi” bukan hanya meminta. Dan kalaupun LAI meminta, sungguh-sungguh karena LAI membutuhkan dukungan gereja dalam hal DWD – Doakankan LAI, Wartakanlah semua program-program LAI dan Donasikanlah rejeki untuk membantu saudara-saudara di pelosok negeri yang belum mampu membeli Alkitab.

Sebagai lembaga Nirlaba, LAI harus terus membangkan socialpreunership, dimana inovasi dan berbagai terobosan terus digalakkan demi memperluas dukungan dan tetap menjaga kredibilitas dan integritas lembaga. LAI akan terus mempertanggungjawaban semua programnya dengan profesional demi menjaga kepercayaan yang diberikan semua pihak.

LAI akan terus membantu gereja, dan bila gereja merasakan bantuan riil LAI, pastilah gereja juga akan membantu LAI. Bukankah saling membantu adalah ekspresi kasih yang nyata sebagai anak-anak Tuhan.

Salam Alkitab Untuk Semua.

Sigit Triyono (Sekum LAI)