title
Kesalahan tetaplah sebuah kesalahan, namun menyelami ke dasar hati manusia untuk melihat mengapa kesalahan itu terjadi adalah sebuah tindakan yang sangat bijak, menjadi sempurna apabila kita mau mengatasi dan memulihkannya.
Siapakah yang paling pantas disalahkan dengan apa yang terjadi ini? Esau, karena menganggap remeh hak kesulungannya? Ia telah menerima konsekuensi yang begitu berat dari kesalahannya, bukan hanya dia tetapi seluruh keturunannya juga. Tidak ada embun dari langit, tidak ada ladang subur, hanya ada pedang. Ia dan keturunannya hidup oleh pedang dan sebagai hamba. Kita mungkin memandang Ribka juga pantas disalahkan dan pantas menderita karena permusuhan kedua anaknya. Tetapi ia pun punya alasan untuk itu. Kepada Ishak, Ribka bercerita bahwa ia jemu dan bosan dengan istri-istri Esau yang berasal dari bangsa asing. Apa yang Ribka lakukan juga telah menggenapi rencana Allah (bnd. 25:23). [Bisakah kita membayangkan jika hak dan berkat kesulungan itu tetap diberikan kepada Esau, jatuh pada istri-istrinya yang bangsa asing, dan kepada keturunannya? (bnd. 24:3)]
Sahabat Alkitab, menghakimi terlalu cepat adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal. Bukankah Yesus juga melarang kita untuk menghakimi sesama manusia? (lih. Mat. 7:1-5). Kadang kita terlalu cepat menjatuhkan penghukuman dan menstigmakan seseorang atas kesalahan yang dilakukannya yang terlihat dari permukaan. Jangankan untuk memperbaiki, kita bahkan tidak pernah mau tahu kedalaman hati mereka, penyebab mengapa kesalahan itu terjadi. Lebih jahat lagi ketika kita mensyukuri kemalangan yang menimpa mereka sebagai akibat kesalahan mereka. Bukankah Tuhan Yesus mminta kita berdoa bagi mereka yang sekalipun sangat jahat kepada kita? (lih. Mat. 5:44). Tidak ada asap kalau tidak ada api. Tugas kita bukanlah menutupi asap, tetapi memadamkan api, bahkan mencegah munculnya api.
Selamat Pagi. Jika ada orang yang sangat pantas menderita karena kesalahannya, maka kita semualah orang itu. Namun Tuhan mengasihi kita.
Salam Alkitab Untuk Semua