Jika apa yang kita miliki sejak lahir dan yang tidak dimiliki oleh orang lain sejak kelahirannya membuat kita merasa lebih, maka kita sedang keliru memahami maksud Allah yang mencipta keberagaman.
Hak kelahiran adalah hak yang dimiliki oleh seseorang sejak lahirnya. Esau sebagai anak pertama memiliki hak kesulungan yaitu segala berkat dari ayahnya – walaupun dikemudian hari ia menjualnya kepada Yakub. Orang Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan menganggap diri sebagai benih yang kudus yang tidak boleh “berbaur” dengan bangsa lain. Di zaman Ezra semangat ini muncul kembali sebagai usaha untuk memurnikan kembali atau menjaga kemurnian iman Israel kepada TUHAN. Belakangan semangat ini berubah, orang Israel menganggap dirinya sebagai bangsa yang superioritas dan memandang rendah bangsa lain. Sikap seperti ini dapat kita lihat dalam pandangan Yunus terhadap Niniwe dan pandangan para murid terhadap orang-orang bukan dari Yahudi dalam hal pemberitaan Injil.
Sahabat Alkitab, kelahiran kita tidak boleh menjadi alasan untuk memandang rendah orang lain yang berbeda. Ini adalah bentuk penindasan dan Kristus sangat menentang penindasan dalam segala bentuknya. Sebab tidak ada satu orang pun di dunia ini yang lahir karena ia memilih untuk lahir. Allah-lah yang telah membentuk dan menentukan segala hal tentang kelahiran manusia.
Selamat Pagi, kiranya kita senantiasa mengusahakan untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan semua orang tanpa membeda-bedakan.