Daniel Brouwerius: Pembuka Tabir Gelap Di Nusantara

Brouwerius memang bukan Ruyl. Latar belakangnya sebagai teolog menghantarnya menjadi pendeta. Meskipun sempat menjadi pendeta jemaat di Belanda, Pdt. Daniel Brouwerius ternyata lebih memilih panggilan hatinya untuk melayani jemaat di Hindia Belanda, daerah yang sama sekali belum dikenalnya. Mulanya melayani jemaat di Batavia, lalu menjadi pendeta jemaat di Ambon, kemudian dipindahkan lagi ke Banda. Akhirnya Brouwerius ditarik kembali ke Ambon dan diminta untuk kembali melayani di Belanda. Setelah sepuluh tahun bertugas di Belanda, Brouwerius pindah ke Ternate hingga wafatnya  1673.

Pengalamannya menjadi pendeta jemaat yang kerap pindah ke berbagai tempat di Hindia Belanda mendorongnya untuk melakukan tugas penerjemahan Alkitab. Brouwerius melihat dan merasakan bahwa Hindia Belanda terlalu lama terbungkam, sehingga banyak orang di Hindia Belanda tidak mengenal Firman Tuhan. Untuk itu, Brouwerius terpanggil untuk melakukan tugas penerjemahannya. Kitab Kejadian adalah kitab yang pertama kali diterjemahkan oleh Brouwerius, dan diterbitkan tahun 1662.

Setelah menerjemahkan Kitab Kejadian, Brouwerius mengalihkan perhatian untuk mulai menerjemahan kitab-kitab Perjanjian Baru, khususnya kitab Injil. Dia ingin agar Kabar Keselamatan dari Tuhan Yesus harus segera disebarkan kepada para pribumi berbahasa Melayu. Brouwerius menerjemahkannya langsung dari kitab-kitab berbahasa Yunani, Latin dan Belanda. Akhirnya terjemahan seluruh Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu diselesaikannya dan dicetak di Amsterdam pada tahun 1668.

Sama seperti terjemahan Ruyl sebelumnya, terjemahan Brouwerius sulit dipahami dan dimengerti oleh penutur bahasa Melayu di Hindia Belanda. Brouwerius banyak menggunakan kata-kata dan istilah dari bahasa Portugis serta struktur bahasa yang tidak dikenal dalam percakapan sehari-hari. Hadirnya terjemahan Brouwerius adalah dimulainya babak baru proses revisi terhadap sebuah terjemahan Alkitab di Nusantara. Harapannya satu agar Firman Tuhan yang dibaca dan didengar benar-benar dimengerti dan dipahami oleh penuturnya. [3FQ]