Jika ada cinta yang tidak ada batasnya, maka cinta itu pasti berasal dari Allah.
Orang-orang penduduk negeri yang merupakan orang-orang berdarah campuran ini ingin terlibat dalam pembangunan Bait Suci di Yerusalem, dengan alasan bahwa mereka juga beribadah dan mempersembahkan korban kepada ALLAH yang sama. Tetapi niat itu tidak disetujui oleh Zerubabel, Yesus dan para kepala kaum. Mereka menganggap bahwa hanya orang Yahudi murnilah yang boleh mengambil bagian dalam pekerjaan ini dan sama sekali tidak mengizinkan orang “asing”. Sebagai akibat dari penolakan tersebut, niat untuk membantu berubah menjadi niat untuk mengganggu.
Sahabat Alkitab, ada pepatah mengatakan “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”. Pepatah ini sangat cocok untuk ditujukan kepada cerita di atas dan kepada semua manusia. Seberapapun tulusnya cinta manusia, pada satu titik dimana cinta itu tidak dihargai, tidak direspon, direndahkan, atau dicampakkan, akan sirna juga dan dalam sekejap saja dapat berubah menjadi benci. Itulah realita kehidupan manusia yang berdosa dan penuh kelemahan. Dalam hal lain pun ini bisa saja terjadi.
Selamat Beribadah. Mari kita belajar dari Allah tentang cinta, ketulusan, dan penghargaan kepada sesama kita