
LAI menyapa kawula muda di radio Sumber Kasih dan Suara Kawanua Manado

Untuk menghadirkan firman Allah ke dalam bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami, maka LAI dalam hal ini Departemen Penerjemahan tidak hanya melakukan penerjemahan tetapi juga melakukan revisi atas terjemahannya.
Revisi dilakukan seiring dengan sifat bahasa yang begitu dinamis, perkembangan ilmu penerjemahan, perkembangan penelitian atas teks-teks sumber, dan perkembangan ilmu tafsir modern.
Saat ini tengah berlangsung proses cheking revisi terjemahan Bibel Toba di Kantor LAI Perwakilan Medan. Tampak dalam gambar adalah orang-orang yang bekerja di dapur penerjemahan;
1. Pdt. Dr. Anwar Tjen (Pembina Penerjemahan dan Ka.Dep. Penerjemahan LAI),
2. Pdt. Dr. Robinson Radjagukguk (Penerjemah),
3. Pdt. H. Simangunsong, BD. (Penerjemah),
4. Pdt. Mangontang Panjaitan, MA. (Penerjemah),
5. Pdt. Firman Sibarani, M.Th. (Penerjemah),
6. Pdt. Rita Purba, S.Th.(Penerjemah), dan
7. Linda Sinaga (Administrator)
Mari kita dukung dalam doa, agar proses revisi penerjemahan untuk Bibel Toba dan beberapa bahasa daerah lainnya dapat berlangsung dalam pimpinan Tuhan.[]
“Selama ini LAI sudah banyak membagikan Alkitab ke berbagai wilayah terpencil di Nusantara. Namun bagaimana dengan keterbacaannya mengingat banyak yang masih buta aksara?” kata Pak Setio Boedi dari Semarang beberapa waktu lalu. Pertanyaan yang sama diungkapkan oleh aktivis Gereja Kristen Indonesia di Jakarta. “Apa tidak sia-sia Alkitab-Alkitab itu bila tidak dibaca?” tanyanya dengan nada prihatin. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dua sahabat yang sangat atentif terhadap program-program LAI dan prihatin kepada saudara-saudara kita yang masih buta aksara. Faktanya memang masih ada 3,56 persen penduduk Indonesia atau 5,7 juta orang masih buta aksara. Ini berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) per tahun 2015. Salah satu mandat LAI adalah mengupayakan agar Alkitab dapat dibaca, dihayati dan menggerakkan perubahan hidup bagi para pembacanya. Selain menerjemahkan, memproduksi, menyebarkan Alkitab dan bagian-bagiannya, LAI juga menjalankan program “Bible Engagement.”
Nama program yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia agak sulit mencari padanannya, kami sederhanakan menjadi program “Keterbacaan Alkitab”, yang tujuan akhirnya adalah agar Alkitab dapat dibaca, dihayati dan dapat merubah hidup seseorang ke arah positif. Salah satu bentuk program “Keterbacaan Alkitab” adalah melalui Pemberantasan Buta Aksara bagi Pembaca Baru Alkitab (PBA) yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2001 di berbagai wilayah di Indonesia. Secara rinci wilayah-wilayah yang pernah dan sedang menjadi sasaran program PBA LAI adalah: pada tahun 2001-2002: Paniai & Nabire, Papua; 2004: Timor Tengah Selatan, NTT; 2005: Sintang, Kalimantan Barat; 2006: Banggai, Sulawesi Tengah; 2007: Bengkulu; 2008: Mamasa, Sulawesi Barat; 2009: Mamuju, Sulawesi Barat; 2010: Bintuni, Papua Barat; 2011: Nias, Sumatera Utara; 2012: Donggala, Sulawesi Tengah; 2013: Sanggau, Kalimantan Barat; 2014: Sumba Barat Daya, NTT; 2015: Malaka & Belu, NTT; 2016-2017: Sumba Barat, NTT; 2017-2018: Boven Digoel, Papua; dan 2018-2019: Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Dengan durasi belajar 11 bulan, jumlah rata-rata peserta dalam satu wilayah sekitar 1000 orang. Dibandingkan dengan keberadaan penduduk buta aksara, jumlah ini sangatlah sedikit. Masih banyak sekali peluang yang dapat dikerjakan. Bentuk-bentuk lain dari program “Keterbacaan Alkitab” adalah seminar-seminar tentang Alkitab, siaran-siaran radio tentang Alkitab, terbitan-terbitan cetak dan digital yang mengarahkan kepada semangat membaca Alkitab, serta kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka membaca, menghayati dan mempraktikkan ajaran Alkitab. LAI masih membutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak untuk melaksanakan hal-hal di atas demi terwujudnya “Alkitab Untuk Semua”.
Sigit Triyono (Sekum LAI)
*Bagi yang tergerak untuk mendukung program “Keterbacaan Alkitab” silakan klik indonesian.bible dan kontak Ibu Neila di WA 0813-1113-3636.*
Bank BNI 1946 mempercayakan kepada Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) rangkaian kegiatan Paskah Karyawan Kristiani di kantor pusat.
Kegiatan Paskah tersebut diawali dengan acara kunjungan Kasih Paskah “BNI Berbagi” yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Maret 2018, pukul14.00 di Panti Asuhan Bersinar, Ciracas. Kegiatan aksi sosial ini sebagai acara pendahulu dari rangkaian acara Paskah Karyawan Kristiani Bank BNI 1946 di Kantor Pusat yang puncak acaranya akan diselenggarakan Sabtu, 14 April 2018 di Ecopark-Ancol. Doakan agar rangkaian acara ini dapat berjalan lancar dan kerja sama antara LAI & Bank BNI 1946 bisa berlanjut dalam bentuk lain.
Kegiatan ini menjadi role model jika ada perusahaan atau pihak lain yang ingin difasilitasi oleh LAI. Tujuannya hanya ingin Kabar Baik disebarkan seluas mungkin dan Alkitab Untuk Semua semakin dikenal dan berdampak.[]
Seorang kolega Pendeta di Semarang Jawa Tengah menginformasikan bahwa pada bulan Juli 2018 adalah bulan misi di gerejanya. Jemaat sudah sepakat pada bulan tersebut akan melakukan sesuatu yang signifikan bagi pekerjaan misi. Panitia sudah dibentuk dan sudah ditetapkan sasaran misinya adalah Papua. Namun detailnya belum ditetapkan karena belum cukup informasi tentang keberadaan Papua. Saya menceritakan bahwa sejak 2005 saya sudah bolak-balik menjalani tugas pelayanan di beberapa wilayah di Papua, mulai dari Wamena, Jayapura, Biak, Serui, Timika, Manokwari, Prafi, Nabire, Merauke sampai Tanah Merah (Ibukota Kabupaten Boven Digoel). Saya mengatakan bahwa Lembaga Alkitab Indonesia tahun 2018 ini memiliki dua program yang sedang dijalankan dan membutuhkan peran semua gereja di Indonesia.
Yang pertama adalah upaya pemberantasan buta aksara melalui program pembaca baru Alkitab (PBA) di dua distrik Kabupaten Boven Digoel. Program 11 bulan ini menargetkan 700 peserta yang masih buta huruf akan mampu membaca menulis dan bacaan pertamanya adalah Alkitab. Program kedua adalah mengupayakan untuk mengirim 10.500 Alkitab yang diperuntukkan bagi penduduk Kristen dan Katolik di Kabupaten Boven Digoel yang mayoritas kurang memiliki daya beli. Boven Digoel adalah Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Merauke di tahun 2012. Letaknya ada diantara Kota Jayapura di sebelah utara dan Kabupaten Merauke di sebelah selatan. Saya mengajak agar jemaat gereja di Semarang dapat dilibatkan dalam dua program di atas. Bisa menjadi tenaga pendamping para tutor PBA beberapa minggu atau bulan. Kesempatan ini adalah kesempatan yang bagus terutama bagi jemaat muda untuk mengembangkan kedewasaan spiritualitas dan religiusitasnya. Pilihan yang lain adalah menjadi peserta dalam Ekspedisi Alkitab Untuk Semua.
Jemaat di Semarang dapat berpartisipasi dalam pengadaan Alkitab (misalnya 5000 Alkitab) dan kemudian dikawal oleh satu rombongan dengan pembiayaan mandiri menuju Boven Digoel. Program ekspedisi ini pastilah akan sangat membantu para jemaat di Boven Digoel yang kurang mampu membeli Alkitab sekaligus menginspirasi para peserta ekspedisi dalam pertumbuhan imannya. Ajakan di atas tidak terbatas untuk kolega pendeta dan jemaat di Semarang Jawa Tengah, tapi sangat terbuka bagi siapa saja yang tergerak dan terdorong mewujudkan bersama “Alkitab Untuk Semua.”
Sigit Triyono, Sekretaris Umum LAI
*Lebih lanjut silakan kontak WA Ibu Erna: 0812-8517-415*
Sejak tahun 1975 LAI telah melaksanakan program Pembaca Baru Alkitab (PBA) yang saat itu bernama Pemberantasan Buta Huruf (PBH). Program ini dicetuskan saat rapat Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies) di Addis Ababa, Ethiopia, tahun 1972 di mana LAI menyambutnya sebagai pilot project
Sebelum melaksanakan program PBA di satu wilayah, tim survei LAI terlebih dahulu melakukan pendataan dan pemetaan wilayah agar program ini benar-benar tepat sasaran dan dapat terlaksana dengan baik. Pelayanan ini tidak dilakukan sendiri. LAI selalu bermitra dengan sinode dan gereja-gereja lokal setempat
Bekerjasama dengan Lembaga Alkitab Jerman, 2-7 Maret 2018 LAI telah mengirimkan timnya untuk melakukan sosialisasi dan rekonfirmasi program PBA di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, kepada gereja-gereja terkait. Beberapa diantara gereja-gereja yang ikut terlibat dalam pelaksanaan program PBA dengan target 700 warga belajar ini adalah Gereja Protestan Indonesia di Donggala (GPID), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Gereja Firman Allah (GFA), Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), dan Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST).
Mari kita doakan, agar masyarakat di Parimo yang masih buta aksara dapat segera menerima pelatihan ini sehingga dapat segera membaca Alkitab yang menuntut mereka mengenal dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta agar kehidupan sosial-ekonomi mereka kedepannya dapat meningkat.[]