Alasan Sama-Sama Tersedia Untuk Kemarahan Ataupun Kasih

Tidak ada asap kalau tidak ada api. Kita punya seribu alasan untuk marah namun kita juga punya seribu satu alasan untuk tetap mengasihi dalam kemarahan.

Ezra pantas untuk marah. Bangsa Israel telah membelakangi Allah, mereka mengambil istri dari perempuan-perempuan asing yang tidak mengenal Allah. Yang pada akhirnya akan membawa mereka kepada dosa yang semula dilakukan oleh nenek moyang mereka, salah satu alasan mengapa mereka dibuang ke Babel, yaitu penyembahan kepada ilah lain. Dan untuk alasan yang sama, Allah mungkin saja akan menghukum mereka kembali. Di sini Ezra punya hak dan kuasa untuk menghukum mereka dengan hukuman yang paling berat sekalipun (bnd. 7:26). Dalam doa pengakuan dosa kepada Allah, Ezra mengungkapkan bagaimana Allah marah kepada Israel, tetapi dalam kemaharan-Nya yang menyala-nyala itu Allah juga mengasihi mereka. Ezra belajar dari cara Allah.

Sahabat Alkitab, mungkin pernah atau saat ini kita sedang marah terhadap orang lain, kita selalu punya pilihan, meluapkan kemarahan sejadi-jadinya hingga puas atau menyatakan kemarahan dengan tetap mengasihi hingga orang yang bersalah itu dengan sendirinya menyadari kesalahannya dan mau berubah.

Selamat Pagi. Mari menjadi lebih bijak, bahkan sekalipun kita sedang marah.