Alkitab dan Disabilitas

Hari minggu 25 Maret lalu, dalam khotbahnya Pdt. Jasin Saragih dari GKPS Pematangsiantar mengungkapkan dalam 3 tahun terakhir bertugas khusus menangani orang-orang penyandang disabilitas. Dia sangat terberkati dengan pekerjaan yang sangat khusus ini, karena dapat memberikan atensi dan kepedulian kepada kaum yang sering dipinggirkan serta kurang dipedulikan.

“Menurut data yang ada, secara umum di dunia ini ada 15% penyandang disabilitas,” kata Pendeta Jasin. Saya jadi memperkirakan jumlah orang Kristen di Indonesia yang menyandang disabilitas tidak kurang dari 3,75 Juta orang (15% x 25 juta orang). Jumlah yang tidak sedikit!

Disabilitas, atau keterbatasan diri (bahasa Inggris: disability) dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini. Penyandang disabilitas meliputi orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya.

Klasifikasi disabilitas meliputi (1) Tunanetra, disabilitas fisik – tidak dapat melihat; buta; (2) Tunarungu, disabilitas fisik-tidak dapat mendengar dan/ kurang dalam mendengar; tuli; (3) Tunawicara, disabilitas fisik-tidak dapat berbicara; bisu; (4) Tunadaksa, disabilitas fisik-cacat tubuh; (5) Tunalaras, disabilitas fisik-cacat suara dan nada; (6) Tunalaras, disabilitas mental-sukar mengendalikan emosi dan sosial; (7) Tunagrahita, disabilitas mental-cacat pikiran; lemah daya tangkap; (8) Tunaganda, disabilitas ganda-penderita cacat lebih dari satu kecacatan.

Kaum disabilitas Kristen memiliki kebutuhan yang sama dengan orang Kristen kebanyakan. Mereka membutuhkan eksistensi, relasi dan bertumbuh di dalam Kristus. Tentulah mereka juga memiliki kebutuhan untuk dapat mengakses Alkitab agar hidup mereka berubah lebih baik.

Kaum disabilitas fisik terutama para tunanetra, tunarungu, dan tunawicara pastilah memiliki keterbatasan berinteraksi dengan Alkitab bila menggunakan Alkitab cetak yang standar. Perlu ada Alkitab khusus yang memudahkan mereka berinteraksi dengan Alkitab.

Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) sudah lama menerbitkan Alkitab Audio yang dapat diperdengarkan kepada para penyandang disabilitas tunanetra. Juga tersedia bagian-bagian Alkitab dengan huruf Braille yang dapat dibaca dengan sentuhan tangan.

Perserikatan Lembaga-lembaga Penerjemah Alkitab (United Bible Societies – UBS) yang memiliki 146 anggota lembaga penerjemah di dunia sudah dan sedang menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa isyarat yang dapat menolong kaum disabilitas tunarungu dan tunawicara.
Di Jepang tercatat ada 320.000 orang penyandang tunarungu dan tunawicara. Sekarang mereka sudah dapat mengakses Alkitab dalam bahasa isyarat, meski belum seluruh isi Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat yang dimasukkan dalam format Bible Apps.
Tanggal 1 April 2018 yang lalu para penyandang tunarungu dan tunawicara di Armenia juga sudah dapat menikmati DVD yang berisi Alkitab dalam bahasa isyarat. Bahasa Ibu mereka adalah bahasa isyarat.
LAI tentu akan terus berarak-arakan bersama dengan UBS dalam pengembangan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa isyarat. Semua demi aksesabilitas Alkitab oleh para penyandang disabilitas yang bahasa ibunya adalah bahasa isyarat.

“Pekerjaan rumah” LAI begitu banyak dan sangat membutuhkan stamina yang prima untuk “berlari marathon”. LAI tidak mampu sendirian. Dukungan dari semua Mitra sungguh sangat dinantikan.

Sigit Triyono, (Sekum LAI)

Lebih lanjut silakan klik indonesian.bible dan atau kontak Ibu Erna di: 0812.851.7415. Salam “Alkitab Untuk Semua.”